Kementan Akan Bantu Distribusi Jagung ke Peternak

| Selasa, 28/09/2021 13:01 WIB
Kementan Akan Bantu Distribusi Jagung ke Peternak Petani Jagung (Doc: Kementan)

RADARBANGSA.COM - Kementerian Pertanian meyakinkan masyarakat terutama pelaku usaha ternak seluruh Indonesia khususnya peternak unggas di Jawa bahwa stok jagung sampai bulan Desember aman.  

Kepala Pusat Distribusi dan Akses Pangan, BKP Kementan, Risfaheri mengatakan Kementan akan berupaya membantu, baik itu melalui subsidi biaya transportasi pengiriman jagung dari wilayah produksi ke peternak mandiri agar harga jagung diterima peternak tidak terlalu mahal, maupun melalui subsidi harga. 

Sebelumnya, Kementan telah memberikan bantuan biaya pengangkutan jagung dari daerah produksi ke peternak di Blitar dan Kendal mencapai 1.400 ton agar jagung yang diterima peternak tetap lebih murah. 

Saat ini Kementan juga memberikan bantuan subsidi harga jagung untuk 1.000 ton, sehingga harga jagung diterima peternak di Blitar, Kendal, dan Lampung Rp 4.500/kg sesuai harga acuan pemerintah. Harga tersebut jauh lebih rendah dari harga jagung saat ini. 

"Kami meyakini bahwa ketersediaan jagung cukup untuk memenuhi kebutuhan peternak kita. Selama ini kan tidak ada berita bahwa bahwa ternak ayam layer/ayam potong yang mati kelaparan karena kekurangan jagung atau pakan, yang ada peternak terutama peternak mandiri mengeluh bahwa harga jagung atau pakan semakin mahal sehingga memberatkan usaha mereka," tutur Risfaheri, dalam keterangannya, dikutip Selasa 28 September 2022.

Pada umumnya peternak mandiri tidak memiliki stok jagung yang cukup, karena keterbatasan modal dan fasilitas gudang, sehingga pada saat panen jagung berlimpah dimana harga jagung lebih murah, mereka tidak dapat memanfaatkan situasi tersebut dengan membeli jagung dalam jumlah besar sebagai stok untuk memenuhi kebutuhan jagung pakannya. 

Berbeda hal dengan pabrik pakan yang memiliki sarana pengeringan dan penyimpanan berkapasitas besar, serta modal yang kuat. Pada pertengahan tahun sampai akhir tahun, panen jagung tidak sebesar periode semester pertama, dan harga jagung pada semester kedua lebih tinggi dibandingkan pada semester pertama, kondisi inilah yang selalu dihadapi peternak mandiri.

Selain itu, peternak mandiri mendapatkan jagung tidak langsung dari petani jagung, tetapi dari pengepul atau pengecer, yang tentunya harganya jauh lebih tinggi dibandingkan membeli langsung dari petani jagung.

 

 

 

 

Tags : Jagung Pakan , Jagung

Berita Terkait