Angka Kemiskinan Diprediksi Naik 10 Persen di 2022

| Sabtu, 04/12/2021 14:05 WIB
Angka Kemiskinan Diprediksi Naik 10 Persen di 2022 Proyeksi kemiskinan di tahun 2022 sentuh 29,3 juta penduduk (Foto: marketeerscom)

RADARBANGSA.COM - Lembaga Riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) memprediksi angka kemiskinan pada 2022 melonjak 10,81 persen atau setara 29,3 juta penduduk.

IDEAS mengatakan bahwa prediksi ini merupakan bagian dari skenario pesimistis.

"Ketika beban krisis membuncah dan pandemi belum menunjukkan tanda-tanda berakhir, alokasi anggaran perlinsos justru semakin menurun," kata Peneliti IDEAS bidang Ekonomi Makro, Askar Muhammad dalam keterangan tertulisnya pada Jumat 3 Desember 2021.

Dia mengungkapkan pada periode 2014-2020, pertumbuhan pengeluaran per kapita antar kelas ekonomi terlihat merata menandakan manfaat pertumbuhan yang dinikmati semua. Namun, Pola tersebut berubah drastis pada masa pandemi, Maret – September 2020.

"Beban kejatuhan ekonomi tidak ditanggung merata, lebih banyak ditanggung oleh kelas menengah," kata Askar. 

Pemulihan ekonomi pasca pandemi secara ironis memiliki tendensi menciptakan kesenjangan yang semakin lebar yaitu si kaya semakin kaya, si miskin semakin miskin.

"Secara umum, kelas atas memiliki rasio tabungan terhadap pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kelas bawah," katanya.

Ketika pendapatan kelas atas meningkat, rasio tabungan mereka ikut melonjak. Seiring kenaikan pendapatan, rasio konsumsi kelas atas justru menurun. Di sisi lain, kelas menengah-bawah semakin tergerus rasio tabungannya untuk bertahan hidup.

Sepanjang pandemi, terlihat pola yang konsisten, rasio tabungan kelas atas meningkat tajam dan rasio tabungan kelas bawah semakin terpuruk.

Pangsa simpanan masyarakat di perbankan dengan tier nominal di atas Rp 5 miliar meningkat dari 46,2 persen pada Desember 2019 menjadi 50,7 persen pada September 2021. 

Pada saat yang sama, pangsa simpanan dengan tier nominal di bawah Rp 100 juta menurun dari 14,5 persen menjadi 13,0 persen.

Secara keseluruhan, kecenderungan menabung yang semakin tinggi oleh si kaya ini akan membuat konsumsi agregat menurun sehingga melemahkan pertumbuhan dan pemulihan ekonomi atau disebut paradox of thrift.

Tags : IDEAS , Kemiskinan

Berita Terkait