Harga Nikel Meroket di Tengah Pembicaraan Sanksi Terhadap Rusia

| Kamis, 24/02/2022 09:43 WIB
Harga Nikel Meroket di Tengah Pembicaraan Sanksi Terhadap Rusia Tambang Nikel (Doc: MTO)

RADARBANGSA.COM - Harga Aluminium dan nikel meroket di tengah pembicaraan negara-negara Barat terkait sanksi dagang pada Rusia.

Keadaan itu membuat harga logam melambung mengingat Rusia memproduksi sekitar 6% dari aluminium dunia dan 7% dari nikel yang ditambangnya.

"Seperti aluminium, harga nikel didorong oleh kekhawatiran bahwa pasokan nikel dari Rusia juga dapat terhambat jika ada kemungkinan sanksi dan tindakan pembalasan," kata analis Commerzbank, Daniel Briesemann, dikutip Reuters, Kamis 24 Februari 2022.

Harga patokan aluminium di London Metal Exchange (LME) turun 0,3% menjadi USD3.293 per ton pada pukul 24.05 WIB, mendekati rekor tahun 2008 di USD3.380,15.

Sementara nikel untuk kontrak pengiriman tiga bulan melemah 0,6% menjadi USD24.410 per ton, setelah naik di atas USD25.000 untuk pertama kalinya sejak 2011 pada sesi sebelumnya.

Kemungkinan sanksi AS terhadap Moskow atas krisis Ukraina dapat mempengaruhi industri aluminium Rusia, kata Chief Executive Officer Rio Tinto, Jakob Stausholm.

Premi untuk nikel tunai atas kontrak tiga bulan mendekati level tertinggi sejak 2007 di USD572 per ton, karena persediaan di gudang LME jatuh ke level terendah lebih dari dua tahun di 81.300 ton.

Logam dasar lainnya, tembaga LME naik 0,5% menjadi USD9.868 per ton, seng merosot 1% menjadi USD3.572, timbal turun 0,3% menjadi USD2.335, sementara timah melonjak 1,5% menjadi USD45.070.

Tags : Alumunium , Nikel , Sanksi Rusia

Berita Terkait