Jauh dari Normal, Harga Jual Ayam di Peternak Merosot ke Rp14.000 per Kg

| Jum'at, 02/09/2022 12:14 WIB
Jauh dari Normal, Harga Jual Ayam di Peternak Merosot ke Rp14.000 per Kg Pedagang Ayam di Pasar Rakyat (Doc: Istimewa)

RADARBANGSA.COM – Pemerintah mengakui jika saat ini harga ayam hidup di tingkat peternak sangat rendah di bawah harga keekonominnya.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyebut rata - rata harga ayam berada di angka Rp14.000/kg- Rp17.000/kg, jauh dari angka seharusnya di Rp21.000/kgRp23.000/kg.

Jika merujuk pada rata-rata harga nasional, daging ayam ras di tingkat eceran harusnya berkisar Rp33.000/kgRp36.000/kg.

Berdasarkan data terbaru, per 30 Agustus 2022 harga nasional daging ayam ras di tingkat eceran tercatat sebesar Rp35.000/kg, turun 0,28 persen dibandingkan minggu lalu (Rp35.100/kg), dan turun 2,78 persen dibandingkan bulan lalu (Rp36.000/kg).

Sedangkan harga ayam ras di tingkat peternak sebesar Rp18.670/kg turun 10,3 persen dibandingkan minggu lalu (Rp20.820/kg), dan turun 8,8 persen dibandingkan bulan lalu (Rp20.480/kg).

Menurut Kemendag, gejolak harga tersebut terjadi akibat kendala distribusi yang kurang merata serta kondisi supply-demand.

“Produksi yang lebih besar dibandingkan permintaan,” sambung Mendag dalam keterangan tertulisnya, Jumat 2 September 2022.

Adapun menurut Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) dan Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) gejolak harga yang terjadi saat ini dianggap belum pernah berpihak kepada peternak.

Ketika harga berada di atas harga acuan yang diatur dalam Permendag Nomor 07 Tahun 2020, peternak seringkali dimintai keterangan oleh satgas pangan POLRI.

Sedangkan ketika berada di bawah harga acuan, peternak merasa belum pernah diberikan bantuan yang konkret oleh Pemerintah.

Mendag Zulkifli pun menyampaikan rencananya untuk bertemu dengan perusahaan-perusahaan terintegrasi guna membahas upaya peningkatan harga ayam di peternak. 

Disusul koordinasi dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk memobilisasi daging ayam ras dari wilayah surplus (harga anjlok) ke wilayah defisit (harga tinggi) melalui subsidi angkut dan tol laut seruta mendorong penerapan rantai pasok dingin (yang diawali dengan perdagangan ayam tanpa bulu di wilayah DKI Jakarta).

Tags : Harga Ayam , Ayam Ras

Berita Terkait