Bursa Karbon Buka Jalan agar PLTU Kurangi Polusi

| Rabu, 27/09/2023 06:07 WIB
Bursa Karbon Buka Jalan agar PLTU Kurangi Polusi Pembuangan Gas oleh PLTU Sebabkan Polusi Udara (Doc: Istimewa)

RADARBANGSA.COM - Indonesia meluncurkan pasar perdagangan emisi karbon pertamanya sebagai upaya untuk mengurangi dampak iklim dari sektor pembangkit listrik yang didominasi batubara.

Sebanyak 13 transaksi awal yang mencakup setara 459.914 ton karbon dioksida telah dilakukan di bursa karbon, yang dioperasikan oleh Bursa Efek Indonesia, ungkap BEI pada presentasi upacara peluncuran Bursa Karbon, Selasa 26 September 2023.

Kredit karbon diperdagangkan dengan harga Rp69.600 (USD4,51) per unit, jauh di bawah harga produk serupa di pasar emisi yang sudah mapan seperti Uni Eropa.

Perdagangan awal terbuka untuk pembangkit listrik batu bara yang menghasilkan setidaknya 100 megawatt dan yang terhubung dengan jaringan listrik Perusahaan Listrik Negara. Pembangkit listrik batubara PLN menyumbang sekitar 86% dari kapasitas batubara di Indonesia.

Bursa Karbon IDX bertujuan untuk memberikan insentif kepada perusahaan-perusahaan listrik agar mengurangi polusi dengan menetapkan batas emisi untuk pembangkit listrik dan memungkinkan mereka untuk memperdagangkan kredit yang tidak terpakai. Presiden Joko Widodo menyebutkan, Indonesia melihat potensi keuntungan ekonomi sebesar Rp3.000 triliun dari penjualan kredit karbon.

"Ini baru permulaan, jadi kami tidak mengharapkan minat yang besar secara langsung dari pasar domestik," ujar Paul Butarbutar, direktur eksekutif dari lembaga peneliti Pusat Studi Energi Terbarukan Indonesia, dikutip Bloomberg, Rabu 27 September 2023.

"Namun diharapkan seiring berjalannya waktu, dan dengan sosialisasi yang lebih baik, bursa karbon domestik akan semakin berkembang," imbuhnya.

Sebagai informasi, Indonesia menetapkan akan meniadakan emisi pada tahun 2060 dengan beralih dari tenaga batubara dan meningkatkan investasi di bidang energi yang lebih bersih. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan pada Juni lalu mengatakan, Indonesia dapat mencapai target tersebut lima tahun lebih awal dengan pendanaan yang memadai.

Tags : Bursa Karbon , Karbon

Berita Terkait