Rupiah Melemah Pagi Hari Tertekan Arah Suku Bunga Tinggi The Fed

RADARBANGSA.COM - Kurs rupiah bergerak melemah terhadap dolar hari ini, masih disebabkan tekanan arah suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve di level tinggi dalam waktu yang lebih lama. 

Mengutip data Bloomberg, Selasa pukul 09.59 WIB, kurs rupiah tengah diperdagangkan pada level Rp15.598 per dolar AS, melorot 68 poin atau 0,44% dibandingkan dengan penutupan Senin di level Rp15.530 per dolar AS. 

Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra mengatakan bahwa rupiah masih berpotensi melemah hari ini terhadap dolar AS. "Mungkin ke kisaran Rp15.600 per dolar AS, dengan potensi support di kisaran Rp15.500 per dolar AS," kata Ariston seperti dikutip dari Ipot News pagi ini. 

Ekspektasi pelaku pasar bahwa kebijakan suku bunga tinggi AS akan bertahan lebih lama, masih menjadi pemicu penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya termasuk rupiah.

"Ekspektasi ini didukung oleh perbaikan data ekonomi AS dan pernyataan dari petinggi Bank Sentral AS Michael Barr dan Jerome Powell semalam," ujar Ariston. 

Semalam data indeks PMI manufaktur AS dari ISM bulan September menunjukkan pemulihan, naik ke angka indeks 49,0 dari sebelumnya 47,7. Ekonomi yang pulih mendukung kebijakan suku bunga tinggi untuk meredam inflasi. 

Sementara Michael mengatakan bawah kebijakan suku bunga tinggi perlu dipertahankan untuk sementara waktu. Jerome mengatakan bahwa fokus Fed masih ke ekonomi AS yang sehat, yang bisa diartikan stabilitas harga dan kondisi ketenagakerjaan yang kuat.

Indeks dolar AS terlihat menguat ke atas kisaran 107 pagi ini setelah sebelumnya bergerak di kisaran 106. Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS pun masih bergerak naik.

"Inflasi dalam negeri yang stabil kelihatannya belum mampu meredam kekuatan dolar AS terhadap rupiah hari ini," tutup Ariston.