Neraca Dagang RI Surplus 41 Bulan Beruntun

| Selasa, 17/10/2023 10:08 WIB
Neraca Dagang RI Surplus 41 Bulan Beruntun Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKB Luluk Nur Hamidah menghadiri panen raya di Desa Wiroko, Wonogiri, Jawa Tengah, Rabu (22/4). (Foto: istimewa)

RADARBANGSA.COM - Secara kumulatif Januari – September 2023, surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai USD27,75 miliar, setelah NPI September kembali surplus sebesar USD3,42 miliar, surplus 41 bulan beruntun. 

“Di tengah tren moderasi harga komoditas dan perlambatan kinerja pertumbuhan ekonomi global, neraca perdagangan Indonesia masih mencatatkan surplus. Hal ini menunjukkan kinerja sektor eksternal Indonesia yang masih kuat dan akan terus kita jaga ke depannya”, kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu dalam keterangan tertulis, Selasa 17 Oktober 2023.

Meskipun masih mencatatkan surplus, aktivitas perdagangan internasional Indonesia mengalami penurunan sejalan dengan tren moderasi harga komoditas global serta perlambatan ekonomi di sejumlah negara mitra dagang utama. Harga beberapa komoditas ekspor utama Indonesia seperti minyak kelapa sawit, batu bara, dan nikel mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan tahun lalu. 

"Bank Dunia memperkirakan bahwa harga komoditas global pada tahun 2023 akan termoderasi sebesar -21,2% dibanding tahun 2022 sebagai dampak dari meningkatnya tensi geopolitik dan pelemahan Tiongkok, sesuai laporannya dalam Commodity Market Outlook 2023," ujar Febrio. 

Ekspor September 2023 tercatat sebesar USD20,76 miliar, mengalami kontraksi 16,17% (yoy) dari basis angka yang tinggi (high base) tahun lalu, utamanya pada sektor industri dan pertambangan. Secara kumulatif, ekspor periode Januari – September 2023 mencapai USD192,27 miliar. 

Sementara impor Indonesia mencatatkan nilai sebesar USD17,34 miliar atau turun 12,45% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan nilai impor terjadi pada bahan baku/penolong dan barang modal, sementara impor barang konsumsi masih tumbuh sebesar 4,74% (yoy). Secara kumulatif impor periode Januari – September 2023 tercatat USD164,52 miliar.  

"Penurunan nilai ekspor dan impor tidak hanya dialami Indonesia. Kondisi ini juga terjadi pada banyak negara mitra dagang utama Indonesia, seperti Tiongkok, India, Amerika Serikat, Vietnam, dan Korea Selatan, sejalan dengan tren perlambatan ekonomi global," ucap Febrio.

Meskipun dari nilai ekspor terjadi penurunan, namun dari volume, ekspor Indonesia masih menunjukkan peningkatan sebesar 7,29% selama periode Januari – September 2023. Volume ekspor unggulan Indonesia, seperti bahan bakar mineral termasuk batu bara, minyak hewani atau nabati, besi baja, dan juga nikel masih mengalami peningkatan yang cukup signifikan.  

Dalam menghadapi tantangan perlambatan global yang semakin kompleks, Pemerintah tetap optimis dan berkomitmen untuk mengatasi dampak dari perlambatan global. Salah satu strategi yang diterapkan adalah dengan memantau secara cermat dampak perlambatan global terhadap ekspor nasional. 

“Pemerintah juga telah menyiapkan langkah antisipasi melalui dorongan terhadap keberlanjutan hilirisasi SDA, peningkatan daya saing produk ekspor nasional, serta diversifikasi mitra dagang utama,” tutup Febrio.

Tags : Neraca dagang , perdagangan , NPI

Berita Terkait