5 Cara Mendukung Anak di Masa Pandemi COVID-19

| Sabtu, 16/05/2020 14:28 WIB
5 Cara Mendukung Anak di Masa Pandemi COVID-19 Ilustrasi (Doc: Nasa)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Wabah coronavirus (COVID-19) membawa perasaan seperti kecemasan, stres dan ketidakpastian - yang pasti dirasakan oleh anak-anak di berbagai usia. Meskipun setiap anak menghadapi emosi dengan cara yang berbeda, jika dihadapkan dengan penutupan sekolah, pembatalan acara atau perpisahan dari teman-temannya, mereka menjadi merasa perlu dicintai dan didukung dalam situasi seperti ini.

Jika anak anda mengalami perasaan seperti itu, mungkin anda akan tertarik mendengar saran dari Dr. Lisa Damour, seorang Spesialis Psikolog Ahli Remaja sekaligus Columnist New York Times. Dalam wawancara oleh pihak UNICEF, Dr Lisa menyampaikan tips yang bisa dilakukan oleh para orang tua untuk membantu menciptakan kondisi normal di rumah selagi menanti kondisi "normal yang baru”.

Pertama, Tenang dan Proaktif

“Orang tua harus memiliki percakapan yang tenang dan proaktif dengan anak-anak mereka tentang penyakit corona dan peran penting yang dapat dimainkan anak-anak dalam menjaga diri mereka sehat. Biarkan mereka tahu bahwa ada kemungkinan bahwa [Anda atau anak-anak Anda] mungkin mulai merasakan gejala pada titik tertentu, yang seringkali sangat mirip dengan flu biasa, dan bahwa mereka tidak perlu merasa terlalu takut akan kemungkinan ini,” jelas Dr. Lisa.

Disisi lain, orang tua juga harus mendorong anak-anak mereka untuk memberi tahu mereka jika mereka merasa tidak enak badan, atau jika mereka merasa khawatir tentang virus. Selain itu orang tua dapat meyakinkan anak-anak bahwa penyakit  COVID-19 umumnya ringan, terutama untuk anak-anak dan dewasa muda dan bahwa banyak gejala COVID-19 dapat diobati.

Kedua, Tetap Lakukan Rutinitas

“Saya akan sangat menyarankan agar orang tua memastikan bahwa ada jadwal untuk hari dimana ada waktu bermain anak dengan menggunakan telepon dan terhubung dengan teman-teman mereka, tetapi juga harus memiliki waktu bebas teknologi dan waktu yang disediakan untuk membantu disekitar rumah," jelasnya.

Bagi orang tua yang tidak dapat mengawasi anak-anak mereka di siang hari, maka orang tua dapat berdiskusi bersama pengasuh anak cara  membuat kegiatan yang paling baik.

Ketiga, Biarkan Anak Merasakan Emosinya

Dengan adanya penutupan sekolah, permainan sekolah, konser, pertandingan olahraga dan kegiatan lainnya yang dibatalkan akan semakin membuat anak-anak sangat kecewa karena ketinggalan.

“Maka biarkan mereka merasa sedih. Dalam lingkup kehidupan seorang remaja, ini adalah kerugian besar. Ini lebih besar bagi mereka daripada bagi kami karena kami mengukurnya dengan umur dan pengalaman kami.  Mendukung, mengharapkan, dan menormalkan bahwa mereka sangat sedih dan sangat frustrasi tentang kerugian yang mereka alami. Hal tersebut adalah jalan yang harus ditempuh,” jelasnya.

Keempat, Cek Apa yang Mereka Dengar

“Cari tahu apa yang didengar anak Anda atau apa yang menurut mereka benar. Tidak cukup hanya memberi tahu anak Anda fakta yang akurat, karena jika mereka telah mengambil sesuatu yang tidak akurat, jika Anda tidak mengetahui apa yang mereka pikirkan dan langsung mengatasi kesalahpahaman tersebut, mereka mungkin menggabungkan informasi baru yang Anda berikan kepada mereka dengan informasi lama yang mereka miliki.  Cari tahu apa yang sudah diketahui anak Anda dan mulailah dari sana untuk mendapatkan mereka di jalur yang benar,” kata Dr. Lisa.

Jika kemudian anak-anak ini memiliki pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh para orang tua, alih-alih menebak, gunakan hal itu sebagai kesempatan untuk menjelajahi jawaban bersama. Gunakan situs web organisasi tepercaya seperti UNICEF dan Organisasi Kesehatan Dunia untuk sumber informasi.

Kelima, Pantau Perilaku Anda Sendiri

“Kita para orang tua tentu saja juga akan cemas dalam kondisi wabah seperti ini begitu pula dengan anak-anak kita akan mengambil isyarat emosional dari kita. Maka, saya akan meminta orang tua untuk melakukan apa yang dapat mereka lakukan untuk mengelola kecemasan mereka di waktu mereka sendiri dan untuk tidak membagi rasa takut mereka dengan anak-anak mereka," Jelas Dr. Lisa.

Dalam hal ini, menurutnya anak-anak mengandalkan orang tua mereka untuk memberikan rasa aman dan aman.

“[Penting] untuk diingat oleh orang tua bahwa anak-anak adalah penumpang dalam hal ini dan kita (orang tua) yang mengendarai mobil. Dan bahkan jika kita merasa cemas, kita tidak bisa membiarkan hal itu menghalangi mereka merasa menjadi penumpang yang aman,” Pungkasnya.

Tags : Anak , Pandemi , Remaja