Mengenal Coronasomnia, Gangguan Tidur di Pandemi Covid-19

| Selasa, 27/07/2021 15:18 WIB
Mengenal Coronasomnia, Gangguan Tidur di Pandemi Covid-19 Tidur (foto:istimewa)

RADARBANGSA.COM - Pandemi virus Covid-19 atau Corona banyak mengubah kebiasaan orang dalam berkegiatan, seperti kebiasaan waktu tidur. Perubahan drastis yang telah berlangsung selama hampir dua tahun ini, juga memengaruhi mental.

Sejumlah studi seperti dilansir Sleep Foundation mencatat adanya peningkatan kasus insomnia dan gangguan kesehatan mental. Sebelum pandemi, sekitar 24 persen orang mengalami insomnia, namun setelah pandemi melanda meningkat jadi 40 persen.

Di saat yang sama, penelitian juga menunjukkan empat dari sepuluh orang dilaporkan menunjukkan setidaknya satu gejala gangguan mental selama pandemi virus Corona. Jika dibandingkan dengan tahun 2019, jumlah orang dengan gejala kecemasan naik hingga tiga kali lipat, dan depresi naik empat kali lipat.

Gangguan tidur di masa pandemi virus Corona ini disebut dengan istilah coronasomnia. Ditandai dengan meningkatnya kesulitan tidur nyenyak dan sering kali diikuti kecemasan, depresi juga stres.

Gejala coronasomnia dan insomnia sebenarnya tidak jauh berbeda. Namun coronasomnia erat kaitannya pada individu yang sulit tidur atau tidak bisa tidur terlelap di malam hari, dan gangguan tersebut baru muncul selama pandemi COVID-19 dan bisa semakin intens.

Penyebab coronasomnia sendiri paling umum karena stress akibat keadaan serba tidak menentu.

Dr. Abhinav Singh yang biasa menangani masalah gangguan tidur, menyebut beberapa penyebab coronasomnia paling umum, yakni: kehilangan rutinitas harian seperti aktivitas sosial yang biasanya dilakukan dan juga paparan berita mengenai Covid-19 di berbagai media.

Dr. Abhinav Singh juga menjelaskan gejala seseorang mengalami coronasomnia. Ini beberapa di antaranya:

- Sulit tertidur atau tetap tidur nyenyak. Dalam beberapa jam sekali bisa terbangun dan tidak dapat kembali tidur.

- Stres yang meningkat.

- Peningkatan gejala kecemasan dan depresi.

- Jadwal tidur sering terlambat dari kebiasaan sebelumnya.

- Gejala kekurangan tidur: lebih banyak tidur di siang hari, sulit konsentrasi dan fokus, mood jelek seharian.

Solusi untuk mengatasi coronasomnia bisa dicegah dengan berbagai rutinitas baru yang bisa dijalankan, sebagai berikut:

- Jaga kebersihan sebelum tidur dengan cuci muka, merawat diri dan sikat gigi disertai flossing. Ketika tubuh sudah bersih maka juga jadi lebih siap istirahat.

- Hindari tidur siang terlalu lama. Idealnya tidur siang cukup 20-30 menit. Lebih dari itu akan membuat kamu semakin sulit tidur di malam harinya.

- Bersihkan dan rapikan kamar sebelum tidur. Ganti sprei dan sarung bantal dengan yang bersih serta harum, matikan lampu dan jaga suasana tetap tenang. Kondisi seperti ini akan membantu kamu lebih mudah tidur.

- Batasi konsumsi kafein seperti kopi, teh dan cokelat. Usahakan mengonsumsi minuman berkafein enam jam sebelum waktu tidur dan jangan lebih dari 10 cangkir kopi dalam seminggu. Selain itu santap makan malam lebih awal dan perbanyak camilan seperti kacang-kacangan, susu atau jus ceri.

 

Tags : Coronasomnia , gangguan Tidur , Corona , Covid-19 , mental

Foto Terkait