Isi Kuliah Umum di Monash University, Cak Imin: Kebhinekaan Itu Niscaya

| Jum'at, 27/07/2018 19:13 WIB
Isi Kuliah Umum di Monash University, Cak Imin: Kebhinekaan Itu Niscaya Cak Imin memaparkan arti kebhinekaan di depan ratusan civitas akademika Monash University, Australia (dok IG @cakimiNOW)

AUSTRALIA, RADARBANGSA.COM - Wakil Ketua MPR RI, Abdul Muhaimin Iskandar mengingatkan makna penting kebhinekaan Indonesia. Pria yang sehari-hari biasa disapa Cak Imin ini berkata, kebhinekaan adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa dipungkiri.

"Keadaan di Indonesia adalah sebuah keniscayaan, sebuah kenyataan yang memang ditakdirkan oleh Tuhan dengan berbagai kebhinekaan dan keberbagaian," kata Cak Imin saat memberikan Kuliah Umum bertajuk "Indonesia, Islam, and Nationalism" di Monash University, Australia, Jumat 27 Juli 2018.

Menurut Cak Imin, keadaan itu tidak bisa dipungkiri sebagai sebuah keniscayaan, sehingga bangsa Indonesia tidak bisa memilih. "Saya dan anda tidak bisa memilih keadaan dimana kita bisa dilahirkan karena inilah takdir Tuhan," terang Cak Imin.

Ketua Umum PKB ini menyatakan, siapapun tidak bisa memungkiri kehendak Tuhan untuk dilahirkan dimana dan dari bangsa apa. Bangsa Eropa dengan kulit putihnya, bangsa Afrika dengan kulit hitamnya, bangsa Indonesia dengan kulit coklatnya adalah keniscayaan.

"Kalau diajaran Islam ini disebut sunnatullah, waja’alnaakum syu’uban waqabaaila lita`arafuu," ujar Panglima Santri Nusantara ini.

Cak Imin mengaku bersyukur Indonesia telah mampu menjadi negara yang tidak hanya bhinneka, tetapi juga kaya raya dan sangat kondusif sebagai rumah tinggal dan tumbuh beragam entitas budaya, agama, suku dan ras.

Selain itu, lanjut Cak Imin, keberbagaian Indonesia tersebut yang membedakannya dengan Arab dan lainnya. Menurut Cak Imin, bangsa Arab itu besar tapi dipikul oleh berbagai negara.

"Sementara Indonesia puluhan bangsa-bangsa ini kita hidup dan cukup dipikul oleh Indonesia sendiri," pungkas Cak Imin.

Tags : Cak Imin , Monash University , Kebhinekaan

Berita Terkait