Terbangun dari Mimpi Buruk, Amalkan Hal Ini

RADARBANGSA.COM - Ketika kita tidur seringkali bersama dengan sebuah mimpi, yang tidak selalu baik dan terkadang bermimpi buruk. Bahkan mimpi buruk yang sangat mengerikan seringkali membangunkan kita dalam tidur. Rasulullah SAW mengajarkan kita dalam hadisnya ketika kita terbangun dalam mimpi buruk:

وَالرُّؤْيَاثَلَاثٌ،الحَسَنَةُبُشْرَىمِنَاللَّهِ،وَالرُّؤْيَايُحَدِّثُالرَّجُلُبِهَانَفْسَهُ،وَالرُّؤْيَاتَحْزِينٌمِنَالشَّيْطَانِ،فَإِذَارَأَىأَحَدُكُمْرُؤْيَايَكْرَهُهَافَلَايُحَدِّثْبِهَاأَحَدًاوَلْيَقُمْفَلْيُصَلِّ 

“Mimpi itu ada tiga. Mimpi baik yang merupakan kabar gembira dari Allah, mimpi karena bawaan pikiran seseorang (ketika terjaga), dan mimpi menyedihkan yang datang dari setan. Jika kalian mimpi sesuatu yang tak kalian senangi, maka jangan kalian ceritakan pada siapa pun, berdirilah dan salatlah!” (HR Muslim).

Mengutip NU Online, Hadis di atas dipahami bahwa, mimpi yang dialami seseorang tidak semuanya adalah petunjuk. Bahkan bisa jadi sebuah mimpi tersebut adalah bisikan setan atau tersibukkannya seseorang dalam memikirkan sesuatu hingga terbawa dalam mimpinya.

Jika seseorang terbangun dalam mimpi buruknya, baiknya seseorang tersebut jangan menceritakan mimpi buruk tersebut kepada orang lain kemudian segera berdiri dari tidur dan melaksanakan salat fardu atau salat sunnah lainnya. Kemudian, jika kita terbangun dalam mimpi butuk, Rasulullah SAW mengajarkan doa sebagai berikut.

هُوَاللهُ،اَللهُرَبِّيْلَاشَرِيْكَلَهُ. أَعُوْذُبِكَلِمَاتِاللهِالتَّامَّةِمِنْغَضَبِهِوَمِنْشَرِّعِبَادِهِوَمِنْهَمَزَاتِالشَّيَاطِيْنِوَأَنْيَحْضُرُوْنِ

Huwallâhu, allâhu rabbî, lâ syarîka lahû. A‘ûdzu bikalimâtillâhit tâmmati min ghadhabihi wa min syarri ibâdihi wamin hamazâtis syayâtîni wa an yahdhurûni.

Artinya, “Dialah Allah. Allah Tuhanku. Tiada sekutu bagi-Nya. Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari murka-Nya, kejahatan para hamba-Nya, dan godaan setan. Aku pun berlindung kepada-Nya dari kepungan setan itu.”

Doa Rasulullah SAW ini diriwayatkan oleh Ibnu Suni, Abu Dawud, dan At-Tirmidzi. Imam Nawawi mengutip riwayat hadis ini di dalam karyanya Al-Adzkar.