Sejarah Kerajaan Islam di Nusantara

| Selasa, 16/01/2024 21:01 WIB
Sejarah Kerajaan Islam di Nusantara Ilustrasi kerajaan Islam tertua di Indonesia. (Foto: freedomsiana)

RADARBANGSA.COM - Saat ini, Islam adalah agama yang mayoritas di Indonesia. Kehadiran Islam di Nusantara sudah ada, bahkan sebelum masa kemerdekaan Indonesia, dibuktikan dari sumber sejarah berupa Kerajaan Islam yang berdiri di Nusantara.

Kerajaan-kerajaan tersebut memberikan pengaruh terhadap perkembangan serta penyebaran agama Islam di nusantara. Islam pun terus berkembang di Nusantara hingga saat ini.

Pulau Sumatera adalah daerah pertama dan paling penting dalam perkembangan agama Islam. Dikatakan demikian karena letak Sumatera sangat strategis, sekaligus langsung berhadapan dengan jalur perdagangan internasional, yaitu Selat Malaka.

1. Kerajaan Samudera Pasai 

Pada tahun 1267, kerajaan ini didirikan oleh Sultan Malik Al Saleh. Sultan Malik Al Saleh adalah putra dari Muhammad Amir Syah yang adalah pemimpin Kerajaan Perlak. Ketika itu, Samudera Pasai bisa dikatakan sebagai gabungan dari Kerajaan Perlak dan Kerajaan Pase.

Kerajaan ini menjadi salah satu kerajaan yang paling sukses di Nusantara. Hal ini disebabkan karena Kerajaan Samudera Pasai menjadi satu dari lokasi pusat perdagangan rempah-rempah. Dengan demikian, kerajaan ini sering didatangi oleh pedagang-pedagang dari Arab, India, Persia, bahkan Tiongkok.

Samudera Pasai mengeluarkan alat tukar resmi berupa mata uang dirham atau emas murni. Kerajaan ini runtuh pada tahun 1521 karena konflik internal berupa perebutan kekuasaan dan perang saudara.

2. Kerajaan Aceh Darussalam 

Kerajaan Islam pertama di Nusantara selanjutnya adalah Kerajaan Aceh Darussalam. Letak kerajaan ini adalah di Sumatera bagian utara, yang masih dekat dengan jalur perdagangan dan pelayaran internasional.

Mirip seperti Samudera Pasai, kerajaan ini juga berkembang pesat karena letaknya yang cukup strategis. Sultan pertamanya adalah Sultan Ali Mughayat Syah. Puncak kejayaan kerajaan berlangsung di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda.

Saat itu, Kerajaan Islam Aceh berkembang sebagai penghasil lada. Dari situlah perdagangan di Aceh terkenal di berbagai negara. Namun, kepemimpinan Sultan Iskandar Muda juga mengalami kemunduran seiring berjalannya waktu.

Kepemimpinan kemudian diteruskan oleh Sultan Iskandar Thani. Sayangnya, kepribadian dan kecakapan Iskandar Thani tidak sama seperti Iskandar Muda. Kerajaan ini runtuh disebabkan juga oleh kekalahan mereka saat melawan Portugis di Malaka.

Oleh karena itu, beberapa daerah yang ditaklukan kerajaan ikut melepaskan diri. Daerah ini meliputi Perlak, Johor, Minangkabau, Pahang, dan Siak.

3. Kerajaan Demak 

Kerajaan Islam pertama yang berdiri di Jawa adalah Kerajaan Demak. Kerajaan ini didirikan pada tahun 1478 oleh Raden Patah. Kerajaan ini juga berkembang sebagai pusat perdagangan dan penyebaran agama Islam.

Penyebaran saat itu mendapatkan pengaruh besar dari para wali yang ada di pulau Jawa dan di luar pulau Jawa, seperti Kalimantan Timur dan Maluku. Pada masa pemerintahan Raden Patah, kerajaan mendirikan sebuah masjid yang pembangunannya juga dibantu oleh para sunan atau wali.

Kebudayaan yang berkembang di wilayah kerajaan juga mendapatkan dorongan dari para wali, khususnya Sunan Kalijaga. Kehidupan masyarakat juga sudah diatur berdasarkan aturan Islam, tapi tetap berdasarkan pada tradisi lama mereka.

Puncak kejayaan Kerajaan Islam Jawa ini berlangsung di bawah pemerintahan Sultan Trenggono. Saat itu, daerah kekuasaan kerajaan mencapai Banten, Cirebon, dan Sunda Kelapa. Kerajaan ini kemudian mengalami kemunduran di bawah pemerintahan Sultan Prawoto.

Faktor kemunduran ini disebabkan karena adanya perebutan kekuasaan. Peninggalan yang populer dari kerajaan ini adalah makam Sunan Kalijaga, Masjid Agung Demak, Dampar Kencana, Lawang Bledek, Surya Majapahit, dan Soko Guru.

4. Kerajaan Islam Pajang 

Kerajaan Pajang adalah kerajaan yang berdiri sesudah keruntuhan Kerajaan Demak. Kerajaan ini didirikan oleh Sultan Hadiwijaya atau Jaka Tingkir. Saat itu, Jaka Tingkir mengalihkan semua kekuasaan dan benda-benda pusaka dari Kerajaan Demak menuju Pajang.

Kerajaan ini juga berperan penting dalam menyebarkan ajaran Islam di wilayah-wilayah pedalaman Jawa. Keberhasilannya membuat daerah kekuasaan semakin meluas hingga Blora, Madiun, dan Kediri.

Peninggalan yang populer dari kerajaan ini adalah makam Jaka Tingkir dan kompleks makam pejabat-pejabat Kerajaan Pajang.

5. Kerajaan Islam Mataram 

Kerajaan ini berdiri di Kotagede, Yogyakarta pada tahun 1588. Kerajaan ini didirikan oleh dua tokoh, yakni Ki Ageng pemanahan dan Ki Ageng Sela. Kerajaan ini berdiri sebagai hadiah dari Kesultanan Pajang untuk Ki Ageng Pemanahan karena jasanya.

Raja pertama bernama Raden Mas Sutawijaya alias Panembahan Senopati. Ia adalah anak laki-laki Ki Ageng Pemanahan. Puncak kejayaan Mataram Islam berlangsung di bawah kepemimpinan Sultan Agung.

Saat itu, Sultan Agung hampir menguasai semua tanah Jawa dan membantu melawan VOC bersama kerajaan Cirebon dan Kerajaan Banten. Prestasi Sultan Agung yang lain adalah berhasil menyusun kitab undang-undang Surya Alam dan mampu menundukkan bupati yang tidak mengakui kekuasaan Pusat Kerajaan Mataram.

Kerajaan Mataram runtuh karena konflik internal yang membagi wilayah kekuasaan. Pada masa ini, kamu bisa melihat wilayah kekuasaan itu terbagi menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Pembagian wilayah kekuasaan ini tertulis di dalam perjanjian Giyanti. 

6. Kerajaan Islam Cirebon 

Kesultanan Cirebon adalah kesultanan Islam yang ternama pada abad ke-15 dan 16 di wilayah Jawa Barat. Saat itu, Cirebon juga termasuk ke dalam lokasi perdagangan antar pulau yang strategis. Kesultanan ini didirikan oleh Sunan Gunung Jati.

Sebelum Kesultanan didirikan, ia sudah terlebih dahulu menyebarkan agama Islam di tanah Pasundan. Sunan Gunung Jati juga telah berkelana ke Pasai dan Mekkah. Ia pun berhasil mengalahkan Kerajaan Padjajaran yang masih bercorak Hindu saat itu.

7. Kerajaan Islam Banten 

Berikutnya adalah Kerajaan Banten yang berdiri di ujung pulau Jawa bernama Banten. Penyebaran Islam di wilayah kerajaan ini dimulai saat Fatahillah berhasil merebut Banten.

Penyebaran Islam berlangsung dengan baik karena adanya pengaruh dari pedagang-pedagang asing dari Persia, Gujarat, Turki dan sebagainya. Pemimpin pertama kerajaan ini adalah Hasanuddin yang merupakan anak laki-laki dari Fatahillah.

Raja berikutnya adalah Maulana Muhammad dan Abu Mufakir. Saat masa pemerintahan Abu Mufakir, Cornelis de Houtman yang memimpin Belanda saat itu mendarat di Banten. Kerajaan ini berhasil melawan VOC yang memonopoli kegiatan perdagangan.

Perlawanan tersebut dipimpin oleh seorang yang terkenal di kerajaan, yakni Sultan Ageng Tirtayasa. Kerajaan ini juga runtuh karena adanya perang saudara oleh putra Sultan Ageng Tirtayasa yang merebut jabatan ayahnya.

Namanya adalah Sultan Haji yang berperang dengan bantuan VOC sehingga Kerajaan Banten runtuh. Peninggalan yang populer dari kerajaan ini adalah Masjid Agung Banten yang pembangunannya dilakukan sekitar abad 16.

8. Kerajaan Islam Ternate 

Berdasarkan catatan sejarah, kerajaan ini sudah berdiri sejak abad 13. Kerajaan ini terletak di Maluku Utara dan ibukotanya adalah Simpalu. Penyebaran agama Islam di wilayah kerajaan dipengaruhi oleh ulama-ulama yang datang dari Jawa, Melayu, dan Arab.

Kerajaan Ternate resmi memeluk agama Islam sesudah Raja Zainal Abidin mempelajari agama Islam dari Sunan Giri. Puncak kejayaan kerajaan berlangsung di bawah kepemimpinan Sultan Baabullah, yaitu anak dari Sultan Harun yang pernah juga memimpin kerajaan ini.

Wilayah kerajaan juga menjadi pusat perdagangan rempah-rempah, sehingga banyak pedagang dari berbagai belahan dunia yang singgah di wilayah kerajaan.

9. Kerajaan Islam Tidore 

Selanjutnya adalah Kerajaan Tidore yang menguasai sebagian daerah di Pulau Halmahera dan Pulau Seram. Kerajaan ini resmi memeluk agama Islam pada sekitar abad 15. Sultan Tidore yang pertama kali menganut agama Islam adalah Cirali Lijitu.

Ia menyandang gelar Sultan Jamaludin. Sultan Jamaludin menganut Islam atas pengaruh Syekh Mansyur. Kerajaan ini juga terkenal di bidang ekonomi dan perdagangannya, khususnya di sektor rempah-rempah.

Berdasarkan sumber sejarah, kerajaan ini mempunyai persekutuan bernama Uli Siwa. Wilayah Uli Siwa terdiri atas Halmahera, Kai, Makyan, Jailolo, dan pulau-pulau lain yang terletak di bagian timur Maluku.

10. Kerajaan Islam Makassar 

Kerajaan Makassar berdiri di Sulawesi Selatan pada abad 16. Kerajaan ini adalah dua kerajaan yang terpecah, yaitu Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo. Perselisihan tersebut ternyata semakin membaik karena masuknya agama Islam ke wilayah Sulawesi.

Penyebaran agama Islam berkembang dengan pesat, dengan bantuan tokoh-tokoh agama dari Minangkabau. Nilai-nilai Islam juga diperkenalkan kepada masyarakat sampai petinggi-tinggi kerajaan.

Letak Kerajaan Makassar pun terbilang sangat strategis karena ada di jalur pelayaran antara Malaka dan Maluku. Lokasi strategis ini membuat para pedagang tertarik untuk singgah ke wilayah kerajaan. Masa kejayaan Kerajaan Makassar berlangsung di bawah kepemimpinan Sultan Hasanuddin.

Saat itu, ia memimpin perang melawan VOC yang kamu kenal dengan perang Makassar. Dengan demikian, Sultan Hasanuddin memperoleh gelar sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia dan dijuluki Ayam Jantan dari Timur.

Tags : Kerajaan Islam , Sejarah , Nusantara , Indonesia

Berita Terkait