Terima Gelar Kehormatan Sintang, Cak Imin `Diguyur` Pantun

| Kamis, 10/05/2018 15:03 WIB
Terima Gelar Kehormatan Sintang, Cak Imin `Diguyur` Pantun Cak Imin melaksanakan ritual adat Injak Batu Telur sebelum memasuki Istana Al-Mukarromah Kasultanan Sintang, Kalimantan Barat (dok PKB)

SINTANG, RADARBANGSA.COM - Wakil Ketua MPR RI, A Muhaimin Iskandar nampak sumringah usai menerima anugerah gelar dan bintang kehormatan dari Istana Kesultanan Sintang, Kalimantan Barat, Kamis 10 Mei 2018.

Prosesi penganugerahan tersebut berjalan sangat meriah dan digelar di Istana Almukarromah Kesultanan Sintang.

Selain disambut dengan adat Atan dan Pengeras, pria yang akrab disapa Cak Imin itu juga diguyur dengan beragam pantun oleh pemandu acara dan petinggi Kesultanan Sintang.

Pantun pertama dibacakan oleh dua orang pemandu acara, Irna dan Ramli, secara bergantian untuk sang Panglima Santri ketika dia tiba di Istana Al-Mukarromah Kesultanan Sintang.

“Eloklah-elok merendang cendawan; Basah sedikit rendang tak jadi; Adat budaya Sintang kami suguhkan; Adat penyambut Petinggi Negeri,” ucap Irna.

Setelah itu, Ramli pun menyambut Cak Imin dengan pantun yang tak kalah menarik.

“Ramailah ramai menenteng rebung; Rebung ditetak buat sayuran; Mengapa diarak memakai payung; Buat pelindung panas dan hujan."

Usai mereka membacakan dua pantung ini, pemandu acara lalu mempersilahkan Cak Imin menaiki tangga istana sembari melaksanakan upacara adat Injak Batu Telur.

Sesampainya di dalam Istana Al-Mukarromah, Ramli kembali melantunkan pantun untuk sang Panglima Santri.

“Jerangkan panci tuangkan cuka; Ambil kuah masakan bubur; Jika Panglima sampai ditangga; Laksanakan dulu adat Injak Batu Telur.” Kata Ramli.

Tak hanya itu, sebelum prosesi pembacaan Darjah Kehormatan Adat tersebut dilakukan, mereka kembali mempersembahkan pantun untuk eks Menakertrans itu.

“Bila hidup berpecah belah; Disanalah tempat binasa marwah; Bila hidup tidak bersatu; Disanalah tempat tumbuh seteru.”

“Bila hidup berpecah belah; Banyak tumbuh dendam tak sudah; Bila hidup tiada mupakat; Banyaklah orang hidup tersesat.”

Lalu Sultan Sintang, H Raden Muhammad Ikhsani Ismail Safiudin menyematkan gelar kehormatan kepada Cak Imin yang ditandai dengan pembacaan Darjah Kehormatan Adat dan penyerahan patung Burung Garuda.

Tags : Cak Imin , Sintang , Gelar Adat

Berita Terkait