Kenaikan Harga BBM Pengaruhi Elektabilitas Jokowi?

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Pemerintah membatalkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium setelah sebelumnya mengumumkaj kenaikan harga BBM. Pemerintah beralasan menunggu kesiapan dari Pertamina.

Namun, penundaan naiknya harga BBM ini juga dinilai untuk menjaga elektabilitas petahana. Hal tersebut karena saat ini telah masuk tahun politik jelang Pemilihan Umum 2019.

Pengamat politik Universitas Padjajaran Firman Manan tak menampik kenaikan harga BBM akan berpengaruh pada elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) yang kembali mencalonkan diri sebagai Presiden berpasangan dengan KH. Ma`ruf Amin pada Pilpres 2019 mendatang. Alasan tersebut berkaca pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada tahun 2009 lalu.

Kala itu pemerintahan SBY juga menaikkan harga BBM. Firman menyebut, saat itu dari hasil sejumlah lembaga survei menunjukkan penurunan tingkat elektabilitas pada SBY.

"Kalau bercermin dari kejadian itu mungkin hal serupa juga bisa terjadi pada pemerintahan Jokowi," ujarnya seperti dikutip dari cnnindonesia.com, Kamis, 11 Oktober 2018.

Menurut Firman, kenaikan harga BBM memang menjadi pilihan yang cukup sulit bagi pemerintah. Pasalnya, jelas Firman, ketika harga BBM naik akan menimbulkan multi layer effect atau dampak lain pada kondisi perekonomian di Indonesia.

"Misalnya harga barang-barang lain ikut naik, itu yang mungkin diperhitungkan juga," tandasnya.

Namun, Firman memprediksi, tingkat elektabilitas Jokowi-Ma`ruf Amin tak akan merosot terlalu jauh apabila kenaikan harga BBM jadi diterapkan. Menurutnya, sekalipun elektabilitas Jokowi turun, Firman menilai tak akan terlalu berpengaruh pada kenaikan pasangan Prabowo-Sandi.

"Kalau ada pengaruh turun memang iya, tapi tidak terlalu signifikan karena selisihnya masih agak jauh," pungkasnya.