Ketua PBNU: Bertani Termasuk Jihad untuk Kurangi Persoalan Pangan

| Selasa, 02/04/2019 22:06 WIB
Ketua PBNU: Bertani Termasuk Jihad untuk Kurangi Persoalan Pangan Ketua PBNU Marsudi Syuhud menjadi pembicara dalam rapat kerja nasional (Rakernas) LPPNU di Jakarta, Senin (1/4). (Foto: NU Online)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Marsudi Syuhud menyatakan bahwa bertani termasuk jihad karena untuk mengurangi persoalan pangan. Hal itu disampaikannya di hadapan peserta Rakernas Lembaga Pengembangan Pertanian PBNU saat menjadi pembicara di Rakernas LPP PBNU di Hotel Grand Cempaka Jakarta Pusat, Senin, 1 April 2019 malam.

"Jihad dalam pertanian itu dalam Fathul Mu`in adalah termasuk daf`u dararin ma`sumin, (yaitu) mengurangi problem-problem persoalan dari pertanian," kata Marsudi .

Menurutnya, banyak negara yang kekurangan lahan dalam menanam pertanian untuk memenuhi pangan penduduknya, sehingga mereka melirik Indonesia karena dinilai memiliki lahan yang luas. Beberapa negara tersebut di antaranya Taiwan, Hong Kong, dan Arab Saudi.

"Indonesia masih banyak lahan yang belum digarap, sehingga banyak negara yang pada datang ke sini (Indonesia)," ujarnya.

Marsudi menjelaskan, upaya mengurangi persoalan pertanian dapat dibagi dua. Pertama, praktisi lapangan.

Menurutnya, sebaiknya dilakukan oleh pengurus LPP NU di daerah untuk menjawab kebutuhan dunia dalam hal pertanian dengan cara bekerja sama dengan pemodal. "Itu LPP yang di daerah harus menjawab kebutuhan dunia itu apa yang lagi in, lagi bagus ekonominya karena itu akan mengangkat (perekonomian)," ucapnya.

Namun kalau LPP di daerah tidak mampu, sambungnya, maka harus dilakukan oleh LPP PBNU dengan cara mendorong pemerintah agar membuka lahan baru.

"Pemerintah harus membuat kebijakan dengan membuka lahan baru kemudian kita ikut memanage-nya, memanage produk apa yang utama," tuturnya.

Tags : PBNU , LPPNU , Rakernas , Bertani , Jihad

Berita Terkait