Wakili PKB, Hadiqun Nuha Isi Materi Kepemiluan di Myanmar

| Selasa, 26/11/2019 10:13 WIB
Wakili PKB, Hadiqun Nuha Isi Materi Kepemiluan di Myanmar Kader Muda PKB, Hadiqun Nuha menyampaikan materi Kepemiluan di depan petinggi Parpol Myanmar (dok. pribadi)

MYANMAR, RADARBANGSA.COM - Sejumlah petinggi partai politik di Myanmar yang tergabung dalam Alumni Myanmar School of Politics mengadakan pelatihan selama tiga hari di ibukota Negara, Nay Pyi Taw, tanggal 22 sampai 24 November 2019. Pelatihan ini digelar dalam rangka persiapan menyambut Pemilu 2020 mendatang.

Semua petinggi partai politik hadir dan mengikuti secara serius pelatihan yang diberikan, baik partai politik yang berlatar belakang etnis seperti Ta-Arng (Palaung) National Party (TNP), Shan Nationalities Democratic Party (SNDP), PaO National Organisation (PNO) Shan Nationalities League for Democracy (SNLD) maupun partai yang berlatar belakang militer Union Solidarity and Development Party (USDP).

Tak ketinggalan pula partai penguasa parlemen Myanmar yang didirikan oleh tokoh demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi, National League for Democracy (NLD) yang memiliki 390 kursi dari total 664 kursi parlemen majelis tinggi dan majelis rendah.

Pelatihan yang didukung oleh NIMD (Netherlands Institute for Democracy) dan DEMO Finland tersebut menghadirkan sejumlah pemateri dari berbagai negara, salah satunya Hadiqun Nuha, Kader Muda Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

“Tentu saya sangat senang berbicara didepan para petinggi partai politik di Myanmar, mereka sangat senang mendengarkan apa yang saya sampaikan, mereka juga sangat serius ingin belajar tentang pemilu, partai politik dan demokrasi”, ujar Hadiqun Nuha saat dihubungi Radarbangsa.com, Selasa 26 November 2019.

Kang Nuha, begitu kader muda PKB ini biasa disapa, juga menyampaikan bahwa demokratisasi berjalan sangat baik di Myanmar meskipun militer masih meminta alokasi 25% kursi di Parlemen, baik itu parlemen daerah dan pusat, majelis tinggi maupun majelis rendah.

“Mereka sangat ingin mengetahui apa yang dilakukan oleh PKB, meskipun PKB dianggap didirikan para tokoh muslim akan tetapi bisa merangkul orang yang berlatar semua agama dan etnis, sesuatu yang masih sedang diusahakan di Myanmar karena politik etnis masih sangat kuat di Myanmar”, imbuhnya lagi.

Mereka juga bertanya banyak mengenai bagaimana pengalaman Indonesia terkait keterlibatan militer di politik dan parlemen dimana hari ini di Indonesia sudah tidak ada lagi kursi di DPR untuk militer pasca pengahapusan dwi fungsi militer.

“Pengalaman saya mengikuti pemilu legislatif 2019 sangat bermanfaat, meskipun tanpa dukungan dana yang kuat bisa mendapat 27.000 suara, peringkat kedua PKB untuk Dapil Jatim VII, pengalaman ini yang saya bagikan ke mereka bahwa suara dalam pemilu bisa kita dapatkan kalau kita punya program dan visi yang jelas,” pungkas Tenaga Ahli DPR RI ini.

Dia berhadarap kehadiran dia dihadapan para petinggi partai politik di Myanmar ini bisa memperkuat hubungan antara PKB dan seluruh parpol di Myanmar, memperkuat demokratisasi di Myanmar serta upaya second track diplomacy antara Indonesia dengan Myanmar.

Selain Hadiqun Nuha, acara ini juga menghadirkan narasumber handal diantaranya adalah Thijs Berman, mantan anggota parlemen Uni Eropa, Jonna Haapanen, direktur program Demo Finland, Maaike van der Werf, NIMD, pakar-pakar lokal. Mereka memberikan berbagai macam materi yang berkaitan dengan demokrasi, kampanye serta kepemiluan.

Tags : PKB , Hadiqun Nuha , Myanmar , Pemilu