KH Syakur Yasin Sebut Ada Pengerdilan Terhadap Masjid

| Selasa, 26/11/2019 22:53 WIB
KH Syakur Yasin Sebut Ada Pengerdilan Terhadap Masjid Masjid Quba (foto: muslimobsession.com)

CIREBON, RADARBANGSA.COM - Fenomena banyaknya masjid yang pintu masuknya dikunci akhir-akhir ini menjadikan sebagian ulama dari kalangan Nahdlatul Ulama menjadi prihatin. Pasalnya, hal itu dianggap-olah menandakan telah terjadi perubahan fungsi masjid dari yang tadinya sebagai pusat peradaban yang melayani umat, menjadi tempat yang diperebutkan antarsekte dan melancarkan ujaran kebencian membuat membuat mejadi terpecah belah.

KH Syakur Yasin, seorang ulama kharismatik dan masyhur asal Indramayu yang menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan Seminar Halaqah Kemasjidan Ingsun Titip Tajug lan Fakir Miskin Miskin terkait dengan fenomena-fenomena seperti yang dipikirkan sebelumnya. "Masjid bisa seperti itu karena ada masalah yang harus segera diselesaikan," kata Buya Syakur pada kegiatan yang diselenggarakan oleh Lembaga Takmir Masjid (LTM) PBNU bekerja dengan Keraton Kasepuhan Cirebon dan dilanjutkan di Gedung Pasca Sarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon, sebagaimana dilansir NU Online, Sabtu, 23 November 2019.

Solusi yang dikeluarkan masjid tidak dikunci, tidak menjadi tempat penyebaran ujaran kebencian dan hal-hal negatif lainnya, menurut Buya Syakur, yaitu dengan mengaktifkan fungsi masjid untuk fungsi yang telah digagas dan dipraktikan oleh Nabi Muhammad Saw.

Pada saat itu, masjid mengerjakan bangunan untuk kegiatan masyarakat, membuat nilai manfaat benar-benar terlihat.

"Faktor yang menyebabkan hal ini terjadi karena masjid hanya digunakan untuk ibadah yang memaksakan ritual saja dan telah dilakukan pengkerdilan terhadap masjid dengan cara sakralisasi masjid itu sendiri, seperti dikunci dan anak-anak yang digunakan untuk bermain di masjid. "katakan Buya Syakur.

Ia memutuskan, masjid menjadi pusat dari kegiatan-kegiatan yang universal, yaitu selain tempat menjalankan ibadah, masjid juga menjadi tempat untuk pelakansaan kegiatan-kegiatan sosial, pengembangan intelektual dan ekonomi.

Buya Syakur juga menyediakan salah satu strategi yang harus dikembangkan masjid untuk tempat yang lebih kecil dari semua kalangan, dan dengan harapan pusat peradaban kembali lagi terwujud dari masjid.

"Ke depan, masjid minimal lahan harus satu hekatar, di sekitar areal masjidnya ada madrasah, Puskesmas, taman kanak-kanak, perpustakaan dan tempat olahraganya juga. Jadi semua kegiatan ada di masjid. Juga bisa digunakan wifi dan wahana bermain anak-anak perlu diperhatikan mereka agar mau pergi ke masjid, "lanjutnya.

Menurutnya, Meskipun masyarakat pergi ke masjid hanya meminta untuk bermain saja, lama kelamaan mereka pun akan masuk ke dalam masjid dan menikmati kenyamanan, serta melakukan ibadah.

Tags : Masjid , NU , KH Syakur Yasin

Berita Terkait