Gus Jazil Dorong Santri Kuasai IPTEK, Jadi Pelopor Perubahan

| Jum'at, 23/10/2020 17:45 WIB
Gus Jazil Dorong Santri Kuasai IPTEK, Jadi Pelopor Perubahan Jazilul Fawaid (Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi PKB). (Foto: rere/radarbangsa)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Wakil Ketua MPR, Jazilul Fawaid, saat memperingati Hari Santri mendorong para santri agar dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) agar menjadi pelopor perubahan. Dalam rilisnya di Jakarta, Jumat, 23 Oktober 2020, dia mengatakan hal itu pada acara bertema "Kebangkitan Santri Dalam Mengawal Perubahan Dengan Nilai Kemandirian".

Di hadapan peserta acara peringatan Hari Santri, Gus JAzil, sapaan akrabnya, menuturkan bahwa peringatan kali ini tepat 75 tahun dideklarasikan Resolusi Jihad. Resolusi Jihad merupakan seruan yang dinyatakan Rais Akbar NU, Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari, kepada umat Islam untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman agresi tentara Inggris dan Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia.

Pria kelahiran Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur itu mengajak kepada semua khususnya para santri untuk tetap menggelorakan semangat Resolusi Jihad namun dalam konteks yang lain. Semangat Resolusi Jihad menurutnya perlu ditanamkan kepada santri untuk belajar tekun dan sungguh-sungguh agar menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

"Menguasai Iptek inilah yang akan mengubah hidup dan kehidupan kita, perubahan bisa terjadi diawali dari diri sendiri. Pastinya perubahan yang kita inginkan adalah menuju kebaikan, untuk berubah pastinya perlu kesadaran," jelasnya.

Untuk itu, Gus Jazil mengajak para santri terus rajin dalam menuntut ilmu karena dengan menguasai Iptek maka hidup akan menjadi mulia. Oleh sebab itu dirinya mendorong santri agar mencintai Iptek.

Pentingnya mencintai Iptek, menurut Jazilul Fawaid mengutip pesan KH Hasyim Asy`ari karena waktu yang berlalu tak akan kembali, segera menuntut ilmu dan jangan terperdaya untuk menunda-nunda dan berangan-angan panjang waktu yang tak akan kembali. "Nah, kebiasaan kita kan mengatakan tarsok-tarsok (entar dan besok), harus segera menuntut ilmu," tutur Politisi PKB ini.

Ia mengakui generasi muda mendapat tantangan dari siaran televisi yang banyak menayangkan film, iklan, dan lain sebagainya yang semuanya bisa menyebabkan panjangnya angan-angan. "Bila terlalu panjang angan-angan dan tak menguasai ilmu maka santri akan ketinggalan jaman," ucap Gus Jazil.

Bangsa ini, sambungnya, harus maju dalam Iptek, santri harus jadi pelopor. Dengan menguasai Iptek maka santri tidak berada pada kelompok pinggiran. Ia berharap agar santri tidak mudah mengeluh apalagi suka menyalahkan orang lain.

"Santri dididik untuk mandiri. Momen Hari Santri sebagai momen kebangkitan," katanya.

Diketahui, kegiatan ini dihadiri sekitar 200 orang yang diselenggarakan di Rumah Rahlia, Kelurahan Bojong Sari Baru, Kecamatan Bojongsari, Depok, Jawa Barat. Turut hadir diantaranya para ulama, seniman, budayawan, santri, alumni santri, IPNU, IPPNU, GP Ansor, dan Banser. Selain itu, juga hadir pembina Rumah Dahlia, Yusra Amir, pendiri Marjinal, Muhamad Isrofil, pendiri Rumah Rahlia Indonesia, Mansyur Alfarisy, pembina Tasawuf Underground, KH Halim, pimpinan Pondok Pesantren Al kharimiyah, KH Ahmad Damanhuri, serta pimpinan Pondok Pesantren Al Azis, KH Robin.

Tags : MPR RI , Gus Jazil , Hari Santri , IPTEK , PKB

Berita Terkait