Di Depan Ulama se Aceh, Gus Muhaimin Gaungkan Jas Hijau

| Rabu, 27/10/2021 09:52 WIB
Di Depan Ulama se Aceh, Gus Muhaimin Gaungkan Jas Hijau Gus Muhaimin menghadiri silaturahim ulama, kiai dan pimpinan Dayah se Provinsi Aceh di Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga, Bireuen, Aceh (foto istimewa)

RADARBANGSA.COM - Wakil Ketua DPR RI bidang Korkesra, Abdul Muhaimin Iskandar mengaku bangga pengakuan negara terhadap peran Kiai, Ulama dan santri di pesantren-pesantren semakin membaik. Dia mencontohkan penetapan Hari Santri Nasional pada 22 Oktober 2015 yang lalu menjadi salah satu bukti kehadiran negara.

“Kita bersyukur berbahagia semakin hari perjuangan kita untuk membawa dan memaksa negara berterimakasih pada perjuangan ulama dan santri semakin menunjukkan kemajuan,” kata Gus Muhaimin saat bertemu Kiai, Ulama dan pimpinan Pondok Pesantren atau Dayah se Provinsi Aceh di Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga, Bireuen, Aceh, Selasa, 26 Oktober 2021.

Menurut Gus Muhaimin, kondisi tersebut jauh berbeda dengan era Orde Baru di mana peran Kiai, ulama dan santri tidak sepenuhnya diakomodir oleh negara, bahkan cenderung ditutup. Dampaknya tidak banyak orang tahu betapa besar peran Kiai dan Ulama bagi kemerdekaan bangsa Indonesia maupun dalam bidang pendidikan.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menyatakan, masa Orde Baru adalah masa di mana sejarah ulama begitu sulit didapatkan. Peran besar mereka bagi kemerdekaan bangsa Indonesia yang nyata tidak pernah tertulis dalam buku sejarah, termasuk dalam pendidikan dasar hingga tinggi.

“Dulu apalagi di jaman Orde Baru peran Kiai, ulama bahkan peran sejarah ulama-ulama kita memerdekakan bangsa ini yang dipimpin Hadratussyeikh KH. Hasyim Asy’ari yang melahirkan pertempuran 10 November tidak pernah dicatat dengan baik dan tidak pernah diakui sebagai bagian dari sejarah nasional,” ungkap Gus Muhaimin.

Oleh karena itu, Gus Muhaimin menegaskan rasa syukurnya bahwa saat ini kehadiran sekaligus pengakuan negara akan peran besar kaum santri, Kiai dan Ulama bagi Indonesia sudah muncul. Dia mengaku terus menerus mendiskusikan dan mendorong anggota legislatif maupun eksekutif dari PKB untuk ikut bersama-sama mendorong negara agar segera mengakui peran besar Kiai dan Ulama.

“Kita terus diskusikan dan mendorong agar sejarah yang luar biasa ini benar-benar menjadi sejarah resmi bangsa Indonesia. Kalau dulu Bung Karno bilang Jas Merah, jangan sekali-sekali melupakan sejarah, maka kita lanjutkan Jas Hijau, jangan sekali-sekali hilangkan jasa ulama untuk negeri dan bangsa Indonesia,” tukas Gus Muhaimin.

Dalam kesempatan tersebut Gus Muhaimin juga menerima Peusijuek dan Pemakaian Baju Kebesaran Adat Aceh yang diserahkan langsung oleh ulama kharismatik Aceh, Tgk. H Abu Usman Ali atau lebih kerap disapa Abu Kuta Krueng.

Dengan diberikannya baju adat tersebut, Gus Muhaimin menjadi bagian dari keluarga besar Aceh dan diakui sebagai Panglima Santri oleh ulama Aceh. Mereka juga mendoakan Gus Muhaimin untuk dapat menjadi pemimpin Indonesia di masa yang akan datang.

Gus Muhaimin hadir didampingi oleh Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid, Ketua Fraksi PKB DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal, Anggota Komisi X DPR RI FPKB Hasanuddin Wahid, Anggota Komisi VI DPR RI FPKB Tommy Kurniawan, Anggota Komisi III DPR RI FPKB Rano Alfath, dan Anggota Komisi V DPR RI FPKB Dapil Aceh II Ruslan M Daud.

Tags : Gus Muhaimin , Jas Hijau , Pesantren

Berita Terkait