Haflah Ponpes Alfadlu, Gus Muhaimin: Mbah Dim Guru, Panutan dan Pemimpin Kita

| Jum'at, 18/03/2022 10:41 WIB
Haflah Ponpes Alfadlu, Gus Muhaimin: Mbah Dim Guru, Panutan dan Pemimpin Kita Abdul Muhaimin Iskandar (Wakil Ketua DPR RI). (Foto: istimewa)

RADARBANGSA.COM - Haflah Akhirussanah yang digelar Pondok Pesantren Salaf Alfadlu wal Fadlilah Kaliwungu, Kendal berlangsung sangat meriah dan semarak. Selain dihadiri sejumlah kiai dan tokoh, Haflah kali ini juga begitu ramai dipadati ribuan santri, alumni hingga masyarakat umum.

Wakil Ketua DPR RI bidang Korkesra, Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) turut hadir dan khusuk mengikuti rangkaian Haflah Akhirussanah Ponpes tersebut. Lantunan salawat terus bergema sepanjang pelaksanaan Haflah yang digelar pada Kamis, 17 Maret 2022 malam.

Dalam sambutannya, Gus Muhaimin menyatakan, seluruh santri Alfadlu wal Fadlilah patut senang dan bangga lantaran mendapat bimbingan langsung dari sosok panutan dan alim, KH. Dimyati Rois atau Mbah Dim.

"Kita patut bersyukur dan terima kasih kepada Abuya Mbah Dim. Bukan hanya mengajar agama kepada kita, membimbing perjalanan hidup seorang santri, tapi beliau selalu beri nasihat dalam menjalani tantangan hidup. Mbah Dim adalah guru, ulama, panutan dan pemimpin kita," kata Gus Muhaimin.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini berujar, jasa ulama tidak hanya dirasakan oleh para santri, namun juga oleh masyarakat Indonesia secara umum. Ia mengingatkan pada kisaran awal tahun 2000 yang lalu banyak muncul ideologi asing yang memengaruhi sejumlah orang, namun semua itu bisa ditangkis berkat peran ulama.

"Mbah Dim telah membuat kita aman dan tentram. Dulu awal 2000an kita ingat banyak orang direkrut ISIS, tapi sekarang berkat ulama dan kiai bisa kita tangkal bersama. Insyaallah bersama beliau kita bahagia dunia akhirat, bisa mengarungi kesulitan dan tantangan hidup dengan aman lancar dan sukses," tegas Gus Muhaimin.

Selain itu, Gus Muhaimin menilai pesantren sebagai pilar dan pondasi bukan saja agama dan sosial kemasyarakatan, tapi juga kebangsaan dan kenegaraan. Menurutnya pesantren menjadi kekuatan negara bangsa yang kokoh.

"Dan alhamdulillah sekarang kita menjadi contoh Islam dunia. Haflah malam ini menjadi syukur kita bahwa pesantren penguat kita," ujar Gus Muhaimin.

Keponakan Presiden RI ke-IV KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini juga mengajak seluruh santri Alfadlu untuk tidak antipati dengan politik. Gus Muhaimin menyatakan bahwa politik adalah jalan cepat memperjuangkan hak-hak santri.

"Jangan pernah menghindari politik karena dengan politik kita bisa mempengaruhi kebijakan. Karena itu santri jangan anti politik, agar tandatangan presiden betul-betul berpihak kepada santri," ungkapnya.

Haflah yang juga dimeriahkan oleh Sayyid Zulfikar Basyaiban, Syarifah Veryal Eisha Aqila Zulfikar Basyaiban atau yang sering dikenal dengan Veve Zulfikar Basyaiban, dan Gus Azmi Askandar itu disebut Gus Muhaimin menyimpan kekuatan baru, yaitu seni dan budaya.

"Pesantren kita selain kekuatan agama, ilmu dan politik, ada satu kekuatan yaitu pesantren menjadi kekuatan seni dan budaya. Dari saya masuk tadi luar biasa pada kompak salawatan. Insyaallah dengan agama seni dan budaya Indonesia akan bahagia dan sejahtera," tukas Gus Muhaimin.

Dalam kesempatan yang sama, pengasuh Ponpes Ploso, KH. Abdurrahman Al-Kautsar atau Gus Kautsar juga mengajak santri untuk terus memupuk rasa cinta dan senang kepada Mbah Dim. Jasa Mbah Dim disebutnya sangat besar bukan hanya bagi santri, tapi juga masyarakat secara umum.

"Kita semua sepatutnya bersyukur bisa hadir di sini, bersyukur menjadi santri Mbah Dim, bersyukur bisa menjadi tetangga Mbah Dim. Kita harus terus memupuk rasa cinta kepada ulama para kiai. Siapa tahu dengan memupuk rasa itu para ulama dan kiai yang kita cintai juga menaruh rasa senang rasa cinta kepada kita," ujar Gus Kautsar.

Tags : Gus Muhaimin , Haflah Akhirussanah , Mbah Dim

Berita Terkait