Presiden Jokowi Bawa Isu Kelangkaan Pupuk di KTT G20

| Kamis, 17/11/2022 12:03 WIB
Presiden Jokowi Bawa Isu Kelangkaan Pupuk di KTT G20 Pertemuan KTT G20 Bali (foto: setkab)

RADARBANGSA.COM - Presiden Joko Widodo membawa isu Kelangkaan Pupuk di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

Jokowi mengatakan masalah kelangkaan pupuk yang tidak boleh disepelekan karena bisa berdampak bagi kesejahteraan masyarakat dunia khususnya ketahanan pangan. Pasalnya, kelangkaan pupuk dapat menyebabkan gagal panen di sektor pertanian yang dapat berimbas pada ketersediaan pangan dunia. 

"Masalah pupuk jangan disepelekan, jika kita tidak bisa mengambil langkah agar ketersediaan pupuk tercukupi dengan harga terjangkau maka 2023 akan menjadi tahun yang lebih suram," kata Jokowi dalam pembukaan KTT G20 yang diselenggerakan 15-16 November 2022.

Menurutnya jika kriris pupuk berlanjut tentu akan membuat ketersediaan pangan dunia memburuk, gagal panen, dan puluhan negara berkembang di dunia mengalami krisis pangan yang serius.

"Dapat semakin memburuk menjadi krisis tidak adanya pasokan pangan. Langka pupuk menyebabkan gagal panen di berbagai belahan dunia, 48 negara berkembang dengan tingkat kerawanan pangan tertinggi akan menghadapi kondisi sangat serius," kata Jokowi.

Di tempat terpisah Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Bakir Pasaman mengatakan, mengatakan Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) sejatinya telah mengamankan pasokan bahan baku pupuk hingga akhir tahun 2023.

Upaya pengamanan bahan baku dilakukan dengan beberapa cara, seperti bekerja sama dengan negara-negara mitra produsen bahan baku pupuk khususnya fosfat dan kalium dengan harga yang kompetitif. 

PIHC juga sudah membuka kantor perwakilan di Dubai sebagai penghubung dengan negara-negara pemasok bahan baku.

Saat ini PIHC tengah membangun pabrik-pabrik baru sebagai upaya peningkatan kapasitas produksi pupuk guna memenuhi kebutuhan nasional baik subsidi dan non subsidi, maupun pasar internasional, antara lain rencana pembangunan Pabrik urea Pusri 3B di Palembang dan penyelesaian pabrik NPK di Lhokseumawe serta mengkaji pembangunan pabrik pupuk di Papua Barat.

“Sebagai produsen pupuk, Pupuk Indonesia memiliki komitmen untuk memenuhi kebutuhan pupuk petani dengan berusaha menjaga harga pupuk komersial atau non subsidi tetap terjangkau, dengan berusaha menetapkan harga di bawah dari harga pasaran internasional,” ujar Bakir.

 

Tags : Pupuk Langka , Subsidi Pupuk

Berita Terkait