Siswa SD di Banyuwangi Gantung Diri Usai Dibully, GPA: Stop Bullying!

| Kamis, 02/03/2023 11:34 WIB
Siswa SD di Banyuwangi Gantung Diri Usai Dibully, GPA: Stop Bullying! Koornas Gerakan Peduli Anak, Nihayatul Wafiroh (foto istimewa)

RADARBANGSA.COM - Koordinator Nasional Gerakan Peduli Anak (GPA), Nihayatul Wafiroh prihatin terhadap aksi perundungan atau bullying yang dirasakan bocah kelas 4 sekolah dasar di Pesanggaran, Banyuwangi berinisial MR. 

Perempuan yang akrab disapa Ninik itu semakin prihatin lantaran bocah laki-laki berusia sebelas tahun tersebut memilih bunuh diri diduga tak kuat menahan perundungan dari teman sekolahnya.

"Ya tentu ini (perundungan yang dialami MR) menjadi keprihatinan saya, dan saya yakin para orang tua wali murid pasti juga prihatin. Bagaimanapun MR ini sama seperti anak lainnya yang seharusnya tidak dibully, apapun kondisinya," kata Ninik di Jakarta, Rabu (1/3/2023).

Sekolah, kata Ninik, seharusnya menjadi tempat aman dan nyaman bagi setiap peserta didik. Lembaga pendidikan juga harus menyemai nilai-nilai demokrasi dan penghargaan atas hak asasi manusia (HAM) dan antiperundungan.

"Ini PR besar bagi sekolah, bagi kita semua untuk tidak henti mengingatkan anak-anak didik untuk saling menghormati antar sesama. Sekolah seharusnya jadi tempat aman bagi mereka, bukan malah menjadi ladang perundungan antar siswanya," tutur Ninik.

"Jadi mari kita semua bersama-sama kampanyekan stop bullying di manapun, mau itu di sekolah, di pondok pesantren, di tempat-tempat bermain anak-anak, tempat olahraga dan di rumah, di manapun ayo kita suarakan stop bullying," sambung Ninik.

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu juga mendorong pihak sekolah serta wali murid untuk duduk bersama mengusut dan menyelesaikan dugaan perundungan yang dialami MR. 

Di sisi lain, Ninik juga meminta Kemendikbudristek melakukan monitoring dan evaluasi terkait implementasi dari Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015 tentang pencegahan dan penanggulangan kekerasan di satuan pendidikan.

"Secara aturan sebetulnya sudah ada Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015 yang membahas pencegahan dan kekerasan di sekolah, ya termasuk aksi perundungan juga. Nah ini saya minta disosialisasikan secara massif di sekolah-sekolah, pondok l-pindok pesantren agar kasus seperti yang dialami tidak lagi terjadi," tukas Ninik.

Sebelumnya MR diketahui gantung diri pada Senin (27/2/2023) di rumahnya. Belakangan terungkap rupanya korban diketahui merupakan anak yatim, ayahnya meninggal sudah hampir satu tahun lalu.

Berdasarkan keterangan keluarga, polisi menduga MR nekat mengakhiri hidup karena sering dirundung oleh teman-temannya karena ayahnya telah meninggal. Menurut keterangan sang ibu kepada polisi, MR beberapa kali pulang sekolah dengan keadaan murung.

"Kata ibunya, kalau dia pulang, ngambek tidak menyapa, berarti sedang dongkol. Pernah ditanya sama ibunya, katanya begitu karena di-bully teman-temannya karena dia anak yatim," terang Kapolsek Pesanggaran AKP Basori Alwi.

Tags : Nihayatul Wafiroh , Gerakan Peduli Anak