Nduk Nik Urai Keterkaitan Nilai Pancasila dan Hikmah Puasa

| Senin, 03/04/2023 09:44 WIB
Nduk Nik Urai Keterkaitan Nilai Pancasila dan Hikmah Puasa Anggota MPR RI Fraksi PKB Nihayatul Wafiroh sosialisasi 4 pilar kebangsaan di Banyuwangi (foto istimewa)

RADARBANGSA.COM - Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Nihayatul Wafiroh menekankan pentingnya nilai-nilai Pancasila dan hikmah Ramadan di depan ratusan masyarakat, kader muda Nahdliyin Banyuwangi, kelompok tani serta nelayan Banyuwangi.

Hal itu ia sampaikan saat menggelar Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di GOR GNI Wringin Pitu, Tegaldlimo, Banyuwangi, Minggu (2/4/2023). Menurutnya nilai Pancasila ada keserasian dengan hikmah Ramadan.

"Ada dua dimensi yang dapat terjalin ketika kita melaksanakan puasa. Pertama, dimensi pengabdian dan penghambaan manusia kepada Allah. Kedua, dimensi hubungan yang terbangun dengan baik antara sesama makhluk. Nah keduanya ini berkaitan erat dengan nilai Pancasila," kata perempuan yang akrab disapa Nduk Nik.

Nduk Nik berujar, dalam konteks kehidupan kebangsaan, puasa merupakan ritus yang selaras dengan falsafah Pancasila, karena di dalamnya tak lepas dari aspek teologis dan humanitas.

"Puasa juga dapat menjadi katalisator pembelajaran dalam mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila. Kalau kita kaitkan dengan spirit Ramadan, antara puasa dan Pancasila mempunyai kohesivitas," tutur Nduk Nik.

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menjelaskan, merujuk sila pertama terkait Ketuhanan, maka puasa merupakan pancaran dari keinsafan manusia di dalam menjalankan ajaran Tuhan.

Menurutnya Pancasila mengamanatkan kepada manusia agar memegang teguh agama dan melaksanakan ajarannya secara sadar dan penuh keikhlasan. Adanya laku keimanan ini menandakan telah terbukanya jiwa manusia Pancasilais.

"Dari situ kita tahu bahwa sesungguhnya setiap tindakan keimanan kita melalui ibadah puasa ialah pengukuhan kesadaran yang dalam akan kehadiran Tuhan," tutur Nduk Nik.

Lebih jauh ia menyatakan, sila kedua memiliki keterikatan makna bahwa puasa mencerminkan hubungan kemanusiaan yang egaliter. Menurutnya ketika seseorang berpuasa, dia tidak sekadar merasakan rasa lapar dan dahaga, namun juga turut menyelami menjadi orang yang benar-benar ikhlas.

"Makanya kita sering mendengar puasa bukan sekadar ritus menahan haus dan lapar semata. Tetapi, lebih dari itu hadir untuk membentuk manusia yang peka terhadap realitas sosial," tukas Nduk Nik.

Tags : Nihayatul Wafiroh , PKB , Sosialisasi 4 Pilar