Karyawannya Terduga Teroris, KAI Dorong Proses Hukum Dilanjutkan

| Rabu, 16/08/2023 08:33 WIB
Karyawannya Terduga Teroris, KAI Dorong Proses Hukum Dilanjutkan Ilustrasi.

RADARBANGSA.COM - Jajaran Komisaris PT Kereta Api Indonesia (KAI) buka suara terkait kejadian penangkapan karyawan KAI berinisial ‘DE’ yang diduga Teroris. 

Komisaris Utama KAI, Said Aqil Siraj mengatakan sebagai salah satu perusahaan BUMN, PT  KAI tidak akan mentoleransi (menyerahkan proses hukum) terhadap salah satu oknum karyawan terduga teroris di Bekasi.

"Sebagai Komut, saya memastikan bahwa PT KAI dikelola oleh Insan-insan KAI dengan sipirit keagamaan yang toleran, moderat dan mengimplementasi ‘AKHLAK’ sebagai nilai utama perusahaan, sebagai pedoman perilaku (individu) dan bermasyarakat," ungkap Said dalam keterangan tertulisnya, Rabu 16 Agustus 2023.

Dia mengatakan penangkapan oleh Densus 88 Antiteror Polri terhadap ‘oknum karyawan PT KAI di Bekasi, memberi pesan serius bahwa kelompok, paham dan praktik teroris ini nyata dan dekat dengan lingkungan kita.

"Peringatan keras ini harus dijadikan alarm sekaligus momentum untuk bersih-bersih," sambung Said.

Terlebih, infiltrasi atau penyusupan ke berbagai lembaga, ditengarai sudah menjadi strategi kelompok teroris, apakah Jama’ah Islamiyah (JI), Jama’ah Anshoru Daulah (JAD), secara jelas dalam berbagai jejak dan pengungkapan oleh Densus 88, terafiliasi dengan ISIS. 

Ke depan, pihaknya yaitu PT KAI bekerja lebih kuat lagi dengan BNPT, Densus 88 dan menyerahkan proses hukum terhadap karyawan berinsial DE, yang kini menjadi terduga teroris.

"Sebagai upaya untuk menangkal infiltrasi paham teroris, KAI yang telah bekerja sama dg BNPT sejak 2021 akan memperkuat kembali “Sinergitas Pencegahan Paham Radikal Terorisme” melalui program-program yang edukatif dan menjangkau seluruh leveling karyawan," tandas Said.

 

6. Pengalaman memimpin PBNU, hampir 11 tahun, diantaranya dalam menangkal radikalisasi beragama (cikal bakal menjadi teroris) maupun membangun diskursus keagamaan dengan lebih moderat dan toleran, masih relevan untuk saya sampaikan.

Saya mengajak jika kita benar-benar sepakat, benar-benar satu barisan ingin menghabisi jaringan terorisme, maka benihnya yang harus dihadapi.

Karena benihnya sebagai pintu masuk yang harus kita tangkal dan menutup ruangnya.

Benih itu, diantaranya adalah ‘gerakan salafisme-wahhabisme’.

Gerakan ini merupakan cikal bakal lahirnya radikalisme agama hingga pintu masuknya terorisme.

Hal ini ditengarai bahwa faham tersebut tergolong sebagai ajaran ekstremisme (Kompas TV : 2021), dan benihnya harus dimusnahkan melalui langkah preventif dengan penguatan kebudayaan. 

7. Gerakan tersebut mempunyai misi besar, yaitu melaksanakan jihad khilafah islamiyah dan menginginkan Indonesia sebagai negara Islam yang bersyariat.

Tentu tidak sesuai dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan bangsa Indonesia dalam merajut keberagaman dari segmentasi agama, budaya, ras, suku dan bahasa

Tags : KAI , Teroris