Kaisar Abu Hanifah: Hasil Survei LPEM UI Warning Serius bagi Industri Nasional

| Kamis, 12/06/2025 21:20 WIB
Kaisar Abu Hanifah: Hasil Survei LPEM UI Warning Serius bagi Industri Nasional Kaisar Abu Hanifah (Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PKB). (Foto: istimewa)

RADARBANGSA.COM - Anggota Komisi VII DPR RI, Kaisar Abu Hanifah, menanggapi serius hasil survei terbaru dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) yang dirilis dalam Trade and Industry Brief Volume VIII No. 2.

Kaisar menilai laporan tersebut sebagai warning keras terhadap kondisi industri nasional yang perlu segera direspons dengan langkah konkret.

“Survei ini menjadi alarm bagi kita semua, khususnya pemerintah, bahwa sektor industri Indonesia sedang menghadapi tekanan berat. Ini bukan sekadar angka di atas kertas, tapi sinyal bahwa kita harus melakukan koreksi arah,” ujar Kaisar di Jakarta, Kamis (12/6/2025).

Legislator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) asal Dapil DIY itu menekankan perlunya kewaspadaan dari pemerintah dan mendorong penyusunan roadmap industri nasional yang lebih komprehensif, terukur, dan adaptif terhadap dinamika global.

“Kita butuh roadmap yang tidak hanya indah di atas kertas, tetapi juga bisa dijalankan dengan baik di lapangan. Reformasi industri harus berorientasi pada daya saing, hilirisasi, dan keberlanjutan,” tambahnya.

Kaisar juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor, termasuk antara pemerintah pusat dan daerah, pelaku industri, dan akademisi, untuk memastikan setiap kebijakan yang diambil bisa menjawab tantangan nyata di lapangan.

Kaisar menyatakan komitmennya untuk terus mengawal kebijakan pemerintah agar lebih berpihak pada penguatan industri nasional. “Tanpa keberpihakan yang jelas dan strategi yang tepat, kita berisiko terus tertinggal. Ini saatnya kita bekerja lebih serius dan lebih cerdas untuk masa depan industri Indonesia,” pungkasnya.

Sebelumnya, LPEM FEB Universitas Indonesia merilis Trade and Industry Brief Vol VIII No. 2. Tim peneliti LPEM FEB UI menilai Indonesia menunjukkan gejala perlambatan ekonomi, yang diakibatkan oleh sejumlah faktor, antara lain tergerusnya daya beli, menyusutnya kelas menengah dan menurunnya produktivitas sektoral, yang juga tercermin dalam dinamika industri dan ketenagakerjaan sejak awal 2025.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada Februari 2025, dari 216,79 juta penduduk usia kerja di Tanah Air, 153,05 juta atau sekitar 70,60% merupakan angkatan kerja. Dari 153,05 juta angkatan kerja sekitar 145,77 juta atau sekitar 95,24% merupakan pekerja.

Walaupun angka pekerja terlihat cukup tinggi, sekitar 96,48 juta atau 66,19% merupakan pekerja penuh dan sementara sedang tidak bekerja serta 49,29 juta orang atau sekitar 33,81% bukan pekerja penuh.

Tim peneliti menilai hal ini disebabkan oleh sektor industri manufaktur yang menjadi tulang punggung penyerap tenaga kerja menghadapi tantangan deindustrialisasi prematur. Yakni menurunnya kontribusi terhadap PDB, tenaga kerja yang menurun dan produktivitas yang stagnan.

Tags : DPR RI , LPEM UI , Survei , Industri