Lomba Cerpen Santri 2018

Gayung Persatuan

| Senin, 05/11/2018 18:31 WIB
Gayung Persatuan Dok Radarbangsa

Oleh: Akhdan Sabilulhaq 

RADARBANGSA.COM - Gila. Tingkah laku Umar makin aneh hari ini. Seminggu yang lalu kami baru kembali  masuk pesantren. Sejak saat itu tingkah Umar berubah. Dan hari ini aku melihat sendiri Umar yang tadinya melamun tiba tiba menangis dan membenturkan kepalanya ke tembok. Macam adegan orang depresi di sinetron saja, batinku.

Ntah, masalah apa yang sedang menimpa Umar. Yang jelas perilakunya berubah 180 derajat. Umar yang ceria tak pernah lagi kulihat ngobrol dengan kawannya. Seminggu terakhir, ia sering melamun. merenung. sendirian. Selalu menyendiri.

                                                                            ***

“ Dik, ngopi yuk!’’ Ajak Iqbal memecah lamunanku.

“ Ayo deh, kebetulan malem ini ane lagi nyantai. ’’ Jawabku.

Seperti biasa aku menyumbang tiga sachet kopi sedangkan Iqbal bertugas menyiapkan  gayung dan menyeduh kopi dalam gayung tersebut.

Santri selalu punya inovasi untuk mengikuti tren masa kini. Karena di pondok fasilitas kita terbatas. Disitulah muncul berbagai ide kreatifitas.

Seperti ngopi misalnya, ketika di luar sana anak anak muda bersuka ria di cafe ternama. Dengan gawai dan secangkir kopi ala ala. Santri juga tak mau kalah. Segayung kopi dan sebungkus biskuit kelapa. Sempurna menemani malamnya santri dihiasi obrolan dan tawa di depan asrama. Sederhana, namun cukup membuat bahagia.

Malam itu, topik obrolanku dan Iqbal tak jauh dari berita sepak bola. Namun, ketika hendak masuk asrama. Aku kembali teringat Umar, ia tak pernah lagi terlihat ngopi ba’da isya bersama kawan kawan. Padahal dia yang biasanya paling bersemangat. Ah, sudahlah. Sudah malam, lebih baik tidur. Aku tak mau berurusan dengan bidang kedisiplinan akibat telat bangun shubuh.

Baca selengkapnya di sini

 

Tags : Hari Santri 2018 , Cerpen Santri , PKB

Berita Terkait