Lomba Cerpen Santri 2018

My Dad is My Hero

| Rabu, 07/11/2018 18:11 WIB
My Dad is My Hero Dok Radarbangsa

Oleh: Unzilatur Rahmah

RADARBANGSA.COM - “Allahu akbar, Allahu akbar” Adzan maghrib berkumandang di berbagai arah, hewan-hewan lain mulai meninggalkan perpaduannya, Fisya mengambil wudhu’ dan shalat berjamaah bersama keluarganya di langgar.

Sehabis shalat maghrib Fisya menyalami ayah dan ibunya secara bergantian.

“Fisya....!”

Panggil ayahnya dengan tiba-tiba, Fisya yang nunduk akhirnya mendongak “Iya ayah?” balas Fisya

“Ayah mau ngomong sesuatu sama kamu” ucap pak heri tegas

“Mau ngomong apa yah?” setelah mengambil napas beberapa kali akhirnya pak heri kembali berucap “Kamu lusa harus masuk pesantren! Bapak sudah daftarkan kamu ada paman dan bibimu yang akan membesukmu,ayah dan ibumu akan juga sekali-kali mampir kesana!” ucap pak heri dengan nada tegas

“Fisya nggak mau yah! Fisya tetap mau di sini!” tutur Fisya tak kalah tegas dari ayahnya

“Hush...kamu ini kalau sama orang tua jaga bicaramu nak!” tegur ibunya dengan nada lembut

“Kali ini saja kamu jangan membantah Fisya,kamu harus nurut apa kata ayah,melihat makin hari kamu semain nakal ini ayah sudah nggak sanggup bimbing kamu Fisya,disana kamu bisa belajar ilmu agama dan sopan santun serta akhlak Fisya!”

“Fisya tetap nggak mau yah!” ucap Fisya yang masih keukuh dengan pendiriannya “Nggak ada penolakan keputusan ayah sudah bulat!” tegasnya lagi, mata Fisya mulai berkaca-kaca dia mengambil sejadahnya dan bergegas lari meninggalkan kedua orang tuanya.

Sampai dikamarnya Fisya langsung membanting tubuhnya ke kasur empuknya dan menangis sejadi-jadinya “Ayah jahat Fisya nggakmau masuk pesantren,Fisya masih ingin sama teman-teman, ayah egois mementingkan dirinya sendiri ia nggak mikir Fisya!” batin Fisya sambil bercucuran air mata.

Baca selengkapnya di sini

 

Tags : Hari Santri 2018 , Cerpen Santri , PKB

Berita Terkait