Lomba Cerpen Santri 2018

Sebuah Rasa dalam Lelah

| Rabu, 07/11/2018 18:49 WIB
Sebuah Rasa dalam Lelah Dok Radarbangsa

Oleh: Fariqotul Hasanah

RADARBANGSA.COM - Dalam sebuah pesantren yang tidak terlalu besar aku memulai hidup baruku dari seorang anak jalanan menjadi santri baru yang tak pernah tahu aturan dengan bekal keberanian dan takut akan perlakuan buruk pamanku yang menjadi pelampiasan nafsu.

***

AFNI RINIA itu namaku, aku berangkat menempuh hidup baruku dengan berbekal sarung bekas ibuku dan kerudung juga mukenahnya, aku memulai hidupku dalam pesantren dan meninggalkan teman-teman yang menemani aku dulu bersama kenangan tentang angan yang takut takkan ku gapai lagi kesuciannya, aku mengikuti aktivitas sehari-hari seperti teman-teman baruku di “NURUL HUDA” ini, hingga yang tak lain adalah UUP, suatu hari ummy memanggilku UMMY adalah pengasuh pesantren ini,

“Rini ummy mau Tanya apa kamu mau membantu bak fiza di dapur pesantren dan kemungkinan semua fasilitas di pesantren ini akan gratis jikalau kamu bersedia bantu-bantu bak fiza di dapur”

“Terima kasih ummy atas tawarannya, tapi apa tidak terlalu berlebihan, lagi pula rini tidak tahu tentang hal memasak ummy!!!”

“Rini, kan ada bak fiza yang bisa ajarin kamu … gimana?”

“Enggi ummy rini bersedia”

“ya sudah besok saya suruh fiza ajak kamu ke pangkeng  yaaa, sekarang kamu boleh balik ke pondokmu…”

***

Bersama semilir angin yang menyapaku melalui dinginnya dan membelaiku melalui sajak bisunya aku mulai aktivitas baruku bersama bak fiza dan beberapa teman lainnya di pangkeng disitu aku mulai mengenal rempah-rempah dan sayur yang harus aku rangkai menjadi suatu yang bermanfaat,

“bak ini kangkung gimana cara masaknya rini gak tahu” “itu masukan rempah terlebih dahulu, lalu baru batangnya” dan sejak itu aku mulai terbiasa dengan hidupku dan teman-teman pangkengku, disini aku mulai nyaman dengan kebahagiaan baruku bersama setitik cahaya yang dulu tak pernah aku rasakan sejak kepergian ibu dan ayah yang meninggalkanku sendiri aku mulai merasakan lagi belayan lembut seorang bidadari yang allah ciptakan menjadi makhluk biasa tapi mampu member kelembutan melalui tangannya, bak fiza yang menganggapku sebagai adiknya selalu membingbingku dengan lembut dan aku mulai merasa nyaman dengan teman-teman pangkengku, hingga suatu hari mereka bercerita tentang gus lana yang tanpan arif bijaksana hingga semua cerita yang tidak aku ketahui sebelumnya dan itu membuat aku semakin mengenal keluarga dhalem ummy pun mulai ramah terhadapku sepertinya pada bak fiza.

Baca selengkapnya di sini

 

 

Tags : Hari Santri 2018 , Cerpen Santri , PKB

Berita Terkait