Pak, Bu, Aku Ingin Pulang

Oleh: Aufa S. `Azis

RADARBANGSA.COM - Lantunan tilawah Al-Quran mulai diputar oleh musyrif melalui speaker asrama. Pertanda bahwa sholat subuh akan segera dilaksanakan. Gertakan-gertakan musyrif terdengar sangat jelas di telingaku. Membangunkan setiap santri yang sedang tertidur pulas. Selalu rasa malas itu datang menghampiriku. Memintaku untuk jangan beranjak dari nikmatnya tidur. Seraya menyelimutiku dalam dinginnya cuaca dini hari. Namun, suara-suara itu membuat bising di kepalaku, mengganggu tidurku. Membuatku bangun dengan terpaksa.

Jamaah subuh telah usai. Rasa kantuk kembali menyerangku. Lalu ia mengalahkanku dan membawaku ke dalam dunia mimpi. Dalam sekejap, aku terlelap olehnya. Ngaji ba’da subuh pun aku melewatkannya.

‘Ahmad’ suara yang terdengar samar itu. Lama-kelamaan melebur menjadi satu. Menarikku dari dunia kapuk. Itu adalah gertakan temanku, Joni. Aku sudah lama berteman dengannya, layaknya seperti keluarga sendiri. Dia memintaku untuk segera mandi dan kemudian berangkat ke madrasah.

Secepat mungkin aku mandi. Karena jam sudah menunjukkan pukul 7 kurang 10 menit.

Usai membersihkan badan. Aku berlari-lari menuju kamar dan kutengok setiap tetangga kamarku, alhasil sudah tidak ada kehidupan lagi. Begitupun juga kamarku sendiri. Mereka sudah berangkat semua. Sesegera mungkin aku berangkat ke madrasah.

Baca selengkapnya di sini