Lomba Cerpen Santri 2018

Ada Apa dengan Hari Ini?

| Rabu, 07/11/2018 20:24 WIB
Ada Apa dengan Hari Ini? Dok Radarbangsa

Oleh: Arini Nahwa FIrdausi

RADARBANGSA.COM - Subuh ini, bintang-bintang masih setia berkerlap-kerlip menghiasi langit pagi. Pun, sang rembulan senantiasa menemani bintang-bintang. Indah, dan begitu memesona. Aku berdiri di rooftop pondok, menikmati pemandangan yang begitu aku gemari ini. Ku lirik jam tangan merah kesayanganku, dan waktu telah menunjukkan pukul 04.00. Tak terasa sudah satu jam aku berdiri di sini, tetapi aku masih ingin menikmati pemandangan ini.

Bergegas aku menuju asrama, untuk menghidupkan bel. Guna membangunkan santriwati untuk bersiap kemasjid dan menunaikan shalat shubuh. Ditengah perjalanan, aku melihat beberapa santriwati telah keluar dari asrama. Sayup-sayup kudengar azan mulai menggema di angkasa, tanda bahwa sang khalik telah memanggil.
 
Dengan langkah gontai aku menuju tombol bel, guna memperingati seluruh anggota untuk bersiap menuju masjid. Sekali lagi ku pencet tombol bel, kali ini untuk menghitung anggota yang masih di kamar. Belum sempat aku bersuara untuk menghitung, seluruh anggota telah berhamburan keluar dari kamar. Berlari-lari di tangga, berdesak-desakkan sambil memeluk al-qur’an di tangan.
 
Ah..., anggota kelas satu, betapa lugunya mereka. Rela berdempet-dempet agar tidak dihukum olehku, padahal aku tidak seseram itu. Sebenarnya pun aku tidak tega menghukum mereka, jangankan untuk hukuman berat, untuk hukuman ringan saja aku iba. Aku rela memperlambat hitunganku, agar mereka tidak tergesa-gesa. Sebab tergesa-gesa adalah perbuatan setan, pun aku mengerti bahwa kelas satu tidak berani melanggar peraturan pondok.
 
Tidak seperti senior yang lainnya, yang santai saja melanggar peraturan pondok. Giliran diberi hukuman, mereka akan menangis-nangis dan mengadu pada orang tua. Padahal kami memberi hukuman karna mereka melanggar aturan, bukan asal memberi hukuman. Dan itu semua karna kami sayang, bukan semata-mata untuk ajang balas dendam.
 
Aku terus menghitung hingga hitungan terakhir, meski rayon telah sepi. Tanpa sadar, ada seorang santri kelas satu yang berjongkok. Ia menangis. Aku dekati dia, ikut berjongkok di sebelahnya, ” ada apa, ukhty? ” ucapku.  Sambil terisak dia menjawab, ” sandal ana hilang, ukhty! ” . Dengan menahan senyum aku membelai kepalanya, ”tak usah risau, ini... gunakan sandal ana saja! ” . Ia menatapku ragu, aku anggukkan kepala mantap tanda aku izinkan ia menggunakan sendalku.

Baca selengkapnya di sini

 

 

Tags : Hari Santri 2018 , Cerpen Santri , PKB

Berita Terkait