Lomba Cerpen Santri 2018

Tepuk Tangan Kebanggaan

| Rabu, 07/11/2018 23:22 WIB
Tepuk Tangan Kebanggaan Dok Radarbangsa
Oleh: Heni

RADARBANGSA.COM - "Jangan dengarkan ocehan ocehan yang akan dapat melemahkan semangat kita,apa yang diremehkan dari kita buktikan dengan tepuk tangan kebanggaan”

Mataku terasa mendung, perlahan rintik hujan lembut mulai mengguyur ruang hati. saat mendapat motivasi dari kakak senior dalam salah satu lembaga dunia tulis menulis di Pesantren .selama ini ku selalu mendengarkan kata kata orang yang membuat ragu akan bakat dan skill ku sendiri, hingga rasa ketidak mampuan sudah tertanam sebelum maju ke medan peperangan.

Sedangkan gurat wajah lelah ibu  tak pernah ia adukan tak pernah ia bagikan,bayangkan jika ibu mulai lelah membiayaiku tentu diri ini tak akan bisa mencicipi pahit manis bangku pendidikan terutama di pesantren.

Wajah ayah sudah ku lukis oleh sebuah pedang tajam, tetes air mata tak bisa berkilah saat teringat ibu bertriak maling,,,maling,,,agar ayah dikira pencopet dan semua orang akan menagkapnya, dengan begitu ayah tidak bisa kabur lagi dari ibu.

Namun sayang ayah larinya terlalu cepat hingga lepas dari kejaran orang-orang yang berada di pasar, ku yang masih kecil hanya bisa menangis sekeras-kerasnya dengan wajah ketakutan karena melihat ibu menangis ayah hilang. ayah  menyia-yiakanku dan ibu demi menikah dengan perempuan lain,kini ibu bekerja pindah kesana kemari dari jaualan sampai menjadi pembantu dirumah orang, semua itu ibu lakukan tidak lain hanya karena ingin melihatku menjadi orang yang  sukses.

"Kamu belajar yang bener ya.. jangan sampai kayak ibu.. ibu itu.. nggak punya ijazah nggak bisa apa, bisanya Cuma kerja di rumah orang’’

Mataku  semakin pwerihhh teringat semua it .... tapi ibuku adalah orang yang kuat.... bahkan dia mampu melintasi terjangan badai yang sangat dahsyat.. walaupun ada kesulitan pada setiap cela dan itu semua demi aku demi meihat aku bahagia... bukan hanya itu ibu juga harus menjadi 2 orang tua sekaligus bukan hanya menjadi ibu saja tetapi juga menjadi ayah bagiku.

 
Baca selengkapnya di sini
Tags : Hari Santri 2018 , Cerpen Santri , PKB

Berita Terkait