Lomba Cerpen Santri 2018

Setangkai Tulip dari Pesantren

| Rabu, 07/11/2018 23:31 WIB
Setangkai Tulip dari Pesantren Dok Radarbangsa

Oleh: Ilham Sukena

RADARBANGSA.COM - Sudah tidak mengherankan lagi apabila Belanda disebut-sebut sebagai negeri kincir angin. Benda khas Belanda yang sekaligus menjadi ikon negara yang pernah menjajah indonesia selama lima setengah abad ini berjejer rapi diantara ladang-ladang tulip yang tengah bermekaran.musim semi memang tengah merekah saat itu. Angin sepoi-sepoi bertiup membelai tangkai-tangkai tulip. Indra penciuman ikram dapat merasakan harumnya aroma bunga-bunga tersebut. Kedua mata ikram menatap ladang tulip luas yang membentang sampai ke cakrawala.

Tidak ada apa-apa disana kecuali beberapa kincir angin dikejauhan yang seolah hanya sebesar jari kelingking. "Dan milik Allah timur dan barat. Kemana pun kamu menghadap di sanalah wajah Allah. Sungguh, Allah Maha Luas, maha mengetahui," ayat yang sering dibacakan oleh ustaz pengajarnya di pesantren kembali terngiang di benak Ikram. Ia pun bertakbir dengan suara yang lembut sambil terus menatap sang cakrawala.

"where is your destination, boy?" tanya seorang pria paruh baya yang merupakan supir mobil dengan aksen Inggris yang kurang fasih.

"price town house" jawab Ikram sambil menunjukkan foto sebuah wisma berwarna merah hati berarsitektur Eropa klasik, sang supir lalu kembali mengalihkan pandangannya ke arah jalan.

Sudah sekitar setengah jam mereka melewati daerah ladang tulip yang begitu luas tak terkira. Ikram mulai bertanya-tanya pada dirinya bagaimana cara para petani menjaga dan merawat bunga-bunga di ladang seluas itu agar tetap subur untuk kemudian dipasarkan. Karena sudah agak jenuh melihat ladang tulip, Ikram memutuskan untuk membaca buku yang sedari tadi disimpan dalam tas ransel hitam miliknya. buku berjudul "The History of Netherland" yang tengah dibaca  Ikram entah mengapa terasa agak membosankan saat itu. padahal Ikram tahu kalau buku itu memiliki sampul unik berwarna biru langit, warna kesukaan Ikram dengan gambar bunga tulip menghiasi covernya. Bunga tulip? Ikram tampak mulai mengerti akan apa yang salah dari buku ditangannya.

Membaca buku sejarah Belanda dengan cover bergambar bunga tulip sementara kau merasa jenuh dengan ladang-ladang tulip di sekitarmu bukanlah ide yang bagus. Sejatinya buku itu merupakan salah satu buku kesukaan Ikram. Ia membeli buku tersebut seminggu sebelum keberangkatannya ke Belanda. Namun sepertinya itu bukanlah saat yang tepat untuk membacanya. Ikram membolak-balikkan buku itu sambil berharap dapat menemukan sesuatu yang dapat membunuh kebosanan.

Waktu terasa begitu panjang dan menjenuhkan, kebosanan mulai menyerangnya tanpa ampun. Angin pun terasa semakin lembut membelai wajah Ikram, membuat kelopak matanya semakin berat.

Baca selengkapnya di sini

Tags : Hari Santri 2018 , Cerpen Santri , PKB

Berita Terkait