Lomba Cerpen Santri 2018
Aku dan Si Pengkritik Rahasia
Oleh: Shofa Alhaq Naqiyya
RADARBANGSA.COM - Pagi itu aku berkeliling masjid seperti biasanya. Bersama anggota-anggotaku yang lain. Kami menyibak shaf para santriwati yang sedang membaca almatsurat pagi usai sholat subuh berjamaah. Tugas kami, begitu ada yang mengantuk dan tertidur saat matsurat, kami akan segera membangunkannya. Bila terulang kedua kali, kami akan menyemprotnya dengan semprotan air. Terulang tiga kali, akan masuk mahkamah untuk menerima iqab atau hukuman.
Kamilah OSIS Pesantren bagian Peribadatan, atau Ruhiyah.
“Zulfa! Jadwal mihrab sekarang siapa?” tanyaku segera saat waktu ashar. Tidak ada yang pergi ke mihrab masjid untuk menjawab azan lewat mikrofon. Padahal tugas Ruhiyah yang satu itu juga tak kalah penting.
“Hanifah Kak! Tapi dia sepertinya berhalangan hadir!” jawabnya.
Aku segera melangkahkan kakiku dengan cepat ke mihrab, membacakan doa setelah azan dengan mikrofon agar santriwati yang lain mengikuti. Kemudian mengomando satu masjid untuk sholat sunnah qabliyah.
Saat sholat, konsentrasiku terganggu. Banyak sekali yang tidak sholat sunnah dan berisik. Selesai sholat, aku segera menyambar mikrofon dan bersuara lantang.
Baca selengkapnya di sini
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
-
Hari ini, Pemerintah Berangkatkan 6.931 Calon Jamaah Haji Indonesia
-
Kalahkan Dejan/Gloria, Rinov/Pitha ke Semifinal Thailand Open 2024
-
Mensos Risma Pastikan Posko Baru Aman dari Jalur Lahar Dingin Marapi
-
Parlemen Dunia Bahas Kelangkaan Air pada World Water Forum ke-10
-
Legenda Brasil Nilai Vinicius Junior Bisa Kalahkan Mbappe Rebut Ballon d`Or