Lomba Cerpen Santri 2018

Terkenang

| Kamis, 08/11/2018 17:54 WIB
Terkenang Dok Radarbangsa

Oleh: Magfirah

RADARBANGSA.COM - Bus meluncur cepat memasuki hutan belantara. Bukan kepalang senangnya aku membayangkan indahnya hiruk pikuk kehidupan desa kecilku. Setelah tujuh tahun dipesantren,akhirnya aku kembali. Tak pernah aku pulang idul fitri kerumah, kecuali tahun ini. Pun karena aku sudah lulus dari pesantren. Aku ini orang serba kurang, terlebih ekonomi. Pasal itulah yang mengungkungku untuk tidak pulang kerumah selama hampir satu windu. Aku tersenyum puas. 

Sesekali kulihat julangan pepohonan yang berjejer di pinggir jalan. Mengagumkan, jelas kuingat pemandangan hutan ini tujuh tahun silam, ketika aku berburu burung bersama almarhum kakek. Dahulu belum seindah ini. Sungguh, haru dan bahagia kembali menyelimuti hatiku seiring bertambahnya kenangan yang kuingat ketika melihat suasana perjalanan. Aku melamun.

“Nak,hendak kemana?”Seorang lelaki paruh baya menepuk bahuku. Tempat duduknya bersebelahan denganku. Ramah juga. Kukira dia sombong karena diam saja sejak pertama aku menaiki bus. Aku menoleh. ”Subulussalam pak”Jawabku sambil menjabat tangan kanannya. Bapak itu tersenyum.”Bapak sendiri menuju kemana?”Aku berusaha tersenyum semanis mungkin untuk membalas senyuman tulusnya. Bapak itu menarik nafas.”Singkil nak,satu jam lebih jauh dari Subulussalam”. Aku mengagguk. 

“Wah, kamu ini santri ya?”Bapak itu menilik penampilanku dari ujung kepala sampai ujung kaki. Aku tergelak, pempilanku memang alim. Maksudku tubuhku lengkap melekat pakaian khas santri mulai dari peci, sarung, dan baju koko. Juga Quran yang mengisi kantung atas baju. Keseluruhan itu menjadi kharisma tersendiri bagi pemakainya. Pendar mata bapak itu memancar, seperti menemukan apa yang dicari. 

“Iya pak. Saya santri lulusan pesantren Umar Bin Abdul Aziz di ibukota Aceh”Bapak itu tersenyum lagi. Gigi putihnya tersusun rapi.”Nama saya Muhammad Fauzul Azhim. Bapak bisa memanggil saya Fauzul”Aku memperhatikan hidung licin mancung bapak itu. Rambut lurusnya melambai dihembus angin. 

Baca selengkapnya di sini

Tags : Hari Santri 2018 , Cerpen Santri , PKB

Berita Terkait