Mengungkap Fakta di Balik Trending #SaveHikmaSanggala

| Kamis, 05/09/2019 20:02 WIB
Mengungkap Fakta di Balik Trending #SaveHikmaSanggala Saat Massa HTI melakukan aksi di depan PTUN (dok Radarbangsa)

Oleh: Muhammad Mabrur*

RADARBANGSA.COM - Melihat trending topik hari ini, saya mau berbagi kenapa isu pemecatan Hikma Sanggala di Kendari jadi ramai dan digaungkan secara nasional.

Kelompok yang bisa menguasai semua lapak trending topik di indonesia itu hanya 1, HTI. Apa hubungan Hikma Sanggala (HS) dan HTI? Dan kenapa HTI bekembang subur di Kendari/Sultra? Kenapa kasus ini digaungkan secara nasional?

HS adalah mahasiswa IAIN yang juga ketua Gema Pembebasan komisariat IAIN-underbow HTI di kampus. HS juga operator lapangan HTI di IAIN Kendari yang bertugas untuk merekrut kader/mahasiswa baru.

Memang, pergerakan HTI di IAIN Kendari dan di kampus-kampus lainnya di sultra sudah mulai dapat PERLAWANAN. Tidak seperti periode-periode sebelumnya, pimpinan kampus periode lalu banyak dijabat orang-orang HTI.

Rektor yang terpilih di kampus IAIN dan Unhalu periode sekarang faham betul bahaya dan agenda HTI. Saya pernah diskusi dengan beliau-beliau, sehingga pergerakan HTI di kedua kampus tersebut akan semakin sulit. Di Kendari, HTI sudah terlanjur besar dan punya banyak kader.

Saya mau cerita sedikit bagaimana HTI-HTI di sana bisa mengideologisasi banyak mahasiswa di kampus khususnya di Universitas Halueleo (Unhalu) Kendari.

Bermula dari Prof R di Unhalu yang merupakan aktivis HTI dan menjabat sebagai salah satu wakil rektor. melalui Prof R inilah salah satu posisi starategis di kampus dipegang oleh pentolan HTI. Posisi starategis tersebut adalah KETUA pengelola BIDIKMISI.

Prof R menunjuk saudara F; Dosen fakultas Ekonomi sekaligus ketua Wilayah HTI Sultra saat itu, MENJABAT ketua Bidikmisi Unhalu. F ini menjabat ketua Bidikmisi selama 8 tahun. BAYANGKAN, 8 TAHUN BROOOO!!!

Di program bidikmisi inilah HTI leluasa mendoktrin Mahasiswa Baru (MABA) untuk berideologi KHILAFAH. Setiap tahunnya, Unhalu mendapat jatah kurang lebih 800 beasiswa bidikmisi, dan semua mahasiswa tersebut WAJIB hukumnya untuk masuk HTI.

Caranya ada 2: pertama, setiap hari pengelola Bidikmisi mengadakan liqo/majlis untuk mendoktrin tentang Khilafah. Ini dilakukan selama 1 tahun selama maba tinggal di asrama.

Cara kedua, pendanaan HTI di Sultra bahkan nasional juga berasal dari beasiswa bidikmisi ini. Bagaimana caranya?

Dana beasiswa bidikmisi masuk ke rekening masing-masing mahasiswa. Tapi ATM mahasiswa dipegang oleh pengelola. Dana bidikmisi ini lalu dipotong dengan dalih keperluan loundry, makan dll. Nah dana potongan inilah yang juga dipakai untuk danai kegiatan-kegiatan HTI.

Kabarnya, dana yang dipotong mencapai Rp. 1,9 juta dari dana utuh yang masuk kisaran Rp. 6 juta. Coba dikalikan deh, 800 mahasiswa dikali Rp. 1,9 juta, maka didapatkan angka Rp. 1,5 miliar. Cukuplah untuk operasional organisasi 6 bulan. hehe

Kasus pemotongan dana beasiswa ini sempat diperkarakan tapi mandek di Polda Sultra. Entah kenapa pengusutan kasusnya ini berhenti.

Olehnya kenapa HTI ini kelonjoran pasca dipecatnya Hikma Sanggala oleh rektor IAIN? Karena Sultra barometer pergerakan mereka dengan kuantitas dan kualitas kader. Ini juga indikasi pergerakan HTI di Sultra bakal sulit kedepannya. Makanya, mereka melawan dan kasus ini dijadikan isu nasional.

Kita butuh Tokoh yang punya KEBERANIAN seperti Ibu Rektor IAIN KENDARI (Prof. Dr. Faizah Binti Awad, M.Pd) ini demi keselamatan bangsa dan NKRI kita.

SEKIAAANNN DAN TERIMA KASIH.

*Penulis adalah Ketua PP GP Ansor Korwil Sulsel, Sultra dan Sulbar

Tags : Ansor , HTI , Hikma Sanggala

Berita Terkait