Kadin: Potensi Pasar Afrika Sangat Besar Bagi UMKM

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur (Kadin Jatim) meminta pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)  untuk menggarap pasar ekspor di Afrika.

Pasalnya, Afrika dinilai sebagai salah satu pasar ekspor non-tradisional yang sangat potensial bagi pelaku UMKM di Jatim.

Ketua Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto menyebut jika Afrika merupakan  pintu masuk Indonesia ke berbagai negara Eropa disamping jumlah penduduknya yang juga mencapai 1,2 miliar jiwa.

"Selama ini, ekspor UMKM asal Jatim ke Afrika terbilang masih sangat kecil. Ini menunjukkan, jika selama ini kita masih belum serius menggarapnya. Di masa pandemi ini, di saat negara tujuan ekspor tradisional kita sedang terpuruk, Afrika bisa menjadi alternatif untuk negara tujuan ekspor," kata Adik Dwi Putranto, Minggu dalam catatannya, Rabu 9 September 2020.

Ia menegaskan, banyak produk yang dihasilkan UMKM Jatim yang ternyata sangat dibutuhkan disana, seperti batik, rempah-rempah, sabun, kosmetik dan suku cadang kendaraan.

"Kondisi ini menjadi salah satu keunggulan UMKM Jatim untuk bisa menggaet pasar di Afrika tersebut," tegasnya.

Upaya Kadin Jatim mendorong para pelaku UMKM Jatim lebih serius lagi menggarap pasar Afrika setelah sebelumnya Duta Besar Indonesia untuk Afrika, Salman Al Farisi, mengungkap besarnya potensi pasar Afrika melalui seminar Nnasional "Indonesia-Afrika Bersinergi Membangun Bersama" secara virtual oleh Universitas Airlangga (Unair).

"Afrika sebagai pasar baru yang betul-betul menjanjikan guna mengurangi angka defisit perdagangan Indonesia. Apalagi infrastruktur diplomasi Indonesia dan Afrika juga sangat baik dan memadahi, yang seharusnya bisa digerakkan untuk mendorong diplomasi ekonomi," katanya.

Menurut Salman, pasar Afrika menjanjikan dalam banyak hal. Selain memiliki cukup banyak sumber daya alam, di beberapa negara juga memiliki ekonomi cukup stabil. Terlebih Afrika masih mendapatkan beberapa fasilitas dari negara Eropa dan Amerika, seperti bebas bea ekspor. "Ini bisa menjadi pintu masuk produk Indonesia ke pasar Eropa juga," tandas Salman.