Ketua Komisi IX DPR: Ekspor Alkes Indonesia Didominasi Alat Sekali Pakai

| Jum'at, 02/10/2020 19:01 WIB
Ketua Komisi IX DPR: Ekspor Alkes Indonesia Didominasi Alat Sekali Pakai Gedung MPR/DPR RI, Senayan, Jakarta. (Foto: istimewa)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Ketua Komisi IX DPR RI Felly Estelita Runtuwene mengungkapkan bahwa ekspor alat kesehatan Indonesia pada tahun 2015 lalu mencapai 676 juta dollar AS atau setara dengan Rp 9 triliun, yang didominasi oleh alat kesehatan yang bersifat sekali pakai. Sementara impor pada tahun 2015 mencapai 1,28 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 17, 2 triliun.

Terlepas dari penurunan pertumbuhan ekspor dan impor, sambung Felly, untuk tahun 2015 rata-rata pertumbuhan ekspor alat kesehatan Indonesia tahun 2011 sampai dengan 2015 masih mencapai 11,5 persen pertahun, sementara rata-rata pertumbuhan permintaan impor mencapai 20 persen pertahunnya.

"Berdasarkan data perdagangan luar negeri Indonesia tahun 2015, ekspor alat kesehatan Indonesia didominasi oleh alat kesehatan yang bersifat disposable atau sekali pakai. Sarung tangan medis berkontribusi sebesar 36,3 persen dari total ekspor alat kesehatan Indonesia,” ujar Felly dilansir dari dpr.go.id, Jumat, 2 Oktober 2020.

Adapun produk yang menyumbang porsi ekspor terbesar lainnya, lanjut Felly, adalah produk lensa kontak dan sejenisnya yang berkontribusi sebesar 13,4 persen serta pembalut dan sejenisnya sebanyak 13 persen dari total ekspor alat kesehatan.

Ia menjelaskan, kondisi impor alat kesehatan Indonesia saat ini masih didominasi oleh produk alat kesehatan berbasis teknologi tinggi. Pada tahun 2015 impor alat kesehatan Indonesia didominasi oleh alat operasional digital dan portable mencapai 16,5 persen dari total impor alat kesehatan Indonesia. Kontribusi lainnya berasal dari produk alat kesehatan lain non-elektronik (7,2 persen), disposable sanitary towel (6,9 persen), peralatan kesehatan elektronik (5,7 persen), serta reagen dan preparat untuk laboratorium (5,3 persen).

"Berdasarkan data tersebut dapat terlihat bahwa potensi ekspor Indonesia berada pada produksi alat kesehatan dengan teknologi rendah. Pada produk-produk ini produsen Indonesia dipercaya masih dapat bersaing secara kompetitif. Sementara untuk impor potensi pasar Indonesia meliputi produk-produk dengan teknologi tinggi. Rata-rata pertumbuhan ekspor alat kesehatan Indonesia mencapai 7,7 persen sementara pertumbuhan impor untuk alat kesehatan mencapai 12,7 persen," tandasnya.

Tags : DPR RI , Alat Kesehatan , Ekspor , Indonesia