Harga Kedelai Impor Mahal, Pemerintah Bakal Genjot Produksi Dalam Negeri

| Senin, 04/01/2021 18:56 WIB
Harga Kedelai Impor Mahal, Pemerintah Bakal Genjot Produksi Dalam Negeri Harga Kedelai Turun di Pekan Kedua Maret (Foto: Times Indonesia)

RADARBANGSA.COM – Pemerintah dikabarkan akan meningkatkan produksi kedelai dalam negeri untuk mengantisipasi dampak dari tingginya harga kedelai impor.

Di harga pasar, kedelai saat ini dibanderol Rp 9.200 hingga Rp 11.000 per kilogram (kg). Padahal sebelum itu, harga kedelai hanya berkisar Rp 6.500 sampai Rp 7.000 per kg.

Pemerintah mengatakan penyebab naiknya harga kedelai impor adalah faktor produksi dan tingginya permintaan kedelai dari China ke Amerika Serikat (AS) sebagai salah satu produsen kedelai terbesar di dunia.

Pada Desember 2020 lalu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat kenaikan permintaan kedelai dari China dua kali lipat dari 15 menjadi 30 juta ton. Ini lantas menyebabkan stok kedelai di AS berkurang sehingga berdampak pada permintaan negara lain termasuk Indonesia.

Selain permintaan, Kementerian Pertanian (Kementan) juga menyebut kenaikan ongkos angkut menjadi salah satu pemicu kenaikan harga kedelai. Waktu transport impor kedelai dari negara asal yang semula ditempuh selama 3 minggu menjadi lebih lama yaitu 6 hingga 9 minggu. 

Sementara itu Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo menyebut jika rendahnya produksi kedelai dalam negeri juga menjadi penyebab tingginya harga kedelai. Padahal setiap tahunnya permintaan Indonesia terhadap kedelai terus bertambah.

"Petani lebih memilih untuk menanam komoditas lain yang punya kepastian pasar. Tapi kami terus mendorong petani untuk melakukan budidaya. Program aksi nyatanya kami susun dan yang terpenting hingga implementasinya di lapangan," tegas Mentan usai Rapat Koordinasi dan MoU di Jakarta, Senin 4 Januari 2021.

Mentan mengatakan peningkatan produksi ini akan dilakukan melalui sinergi para integrator, unit-unit kerja Kementan dan pemerintah daerah. 

"Kita melakukan MoU antara Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) dengan Gabungan Kelompok Tani dengan investor dengan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan untuk meningkatkan kemitraan produksi dan memaksimalkan pemasaran serta penyerapan kedelai lokal milik petani," tutupnya.

 

 

 

Tags : produksi kedelai , impor kedelai mahal

Berita Terkait