Kemenkeu: Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi IMF Masih Sesuai

| Kamis, 29/07/2021 11:02 WIB
Kemenkeu: Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi IMF Masih Sesuai IMF, Washington D.C (Doc: Financial Times)

RADARBANGSA.COM - Dana Moneter Internasional (IMF) kembali menurunkan angka proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Berdasarkan laporan IMF World Economic Outlook edisi Juli 2021, ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh 3,9 persen pada tahun ini atau lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yang 4,3 persen.

Menurut Kementerian Keuangan, proyeksi IMF tersebut masih sesuai dengan rentang pertumbuhan yang diproyeksikan pemerintah. 

IMF juga menurunkan angka proyeksi pertumbuhan negara ASEAN-5, yang terdiri atas Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam, termasuk Indonesia. Pertumbuhan ekonomi ASEAN-5 diperkirakan turun dari awalnya 4,9 persen menjadi 4,3 persen.

“Penurunan proyeksi dikarenakan adanya gelombang kedua Covid-19 dan menyebabkan mobilitas menjadi terhambat, sehingga pemulihan ekonomi diperkirakan melambat,” tulis IMF dalam laporannya, Rabu 28 Juli 2021.

Namun, IMF merevisi ke atas angka proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022, yaitu dari 5,8 persen menjadi 5,9 persen. Sedangkan, pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan tumbuh 4,9 persen pada 2022 dan enam persen pada tahun ini.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, proyeksi IMF atas pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini masih berada dalam rentang proyeksi pemerintah. "Proyeksi pemerintah pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 3,7 persen hingga 4,5 persen," kata Febrio, Rabu.

Pemerintah, ungkapnya, memiliki lima strategi utama untuk mendorong perekonomian tahun ini. Strategi berfokus pada upaya pengendalian pandemi, melindungi kesejahteraan masyarakat, mendorong pemulihan ekonomi nasional, serta meningkatkan daya saing.

Indonesia akan terus mengambil manfaat dari prospek ekonomi global yang masih kondusif sembari mewaspadai risiko penularan yang ada, yaitu kehadiran varian Delta. Selain itu, Indonesia terus berupaya mempercepat pelaksanaan vaksinasi.

Ia mengatakan, risiko yang diwaspadai juga meliputi potensi percepatan normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat sebagai implikasi dari percepatan pemulihan ekonomi. Hal tersebut berpotensi mendorong pembalikan arus modal.

Tak hanya itu, permintaan produk ekspor yang diperkirakan masih baik seiring solidnya outlook pertumbuhan global juga menjadi peluang untuk terus mendorong kinerja manufaktur Indonesia pada 2021. Volume perdagangan global sepanjang 2021 diprediksi mencatatkan kinerja solid, yaitu mengalami pertumbuhan 9,7 persen atau naik 1,3 persen.

“Pertumbuhan yang kuat pada aktivitas perdagangan menunjukkan bahwa sektor eksternal juga menjadi faktor utama yang mendorong tumbuhnya ekonomi global,” kata Febrio.

Tags : IMF , Ekonomi Indonesia

Berita Terkait