Asosiasi Global Desak Peningkatan Pajak Karbon Untuk Penurunan Target Iklim

| Kamis, 28/10/2021 16:01 WIB
Asosiasi Global Desak Peningkatan Pajak Karbon Untuk Penurunan Target Iklim Pembuangan Gas oleh PLTU Sebabkan Polusi Udara (Doc: Istimewa)

RADARBANGSA.COM - Global Financial Markets Association (GFMA) mendesak negara-negara di dunia untuk meningkatkan pajak karbon guna mengaktifkan efektifitas pasar karbon. Langkah itu demi mewujudkan Paris Agreement  yang isinya mengurangi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat Celcius (2,7 Fahrenheit).

Melansir Reuters, para pemimpin global akan berkumpul di Glasgow, Skotlandia pada Minggu ini untuk menghadiri KTT iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa.  Para negosiator akan berusaha menetapkan aturan tentang bagaimana pasar karbon dapat digunakan di bawah Paris Agreement.

"Penetapan harga karbon yang efektif dalam perekonomian adalah salah satu alat terkuat untuk mendorong hasil yang berubah," kata Ketua GFMA dan Kepala Divisi Grosir di Nomura, Steve Ashley dalam keterangannya, Kamis 28 Oktober 2021.

Ashley juga mengingatkan penetapan harga karbon yang  terlalu rendah tidak akan mempengaruhi perubahan nyata dalam menurunkan target emisi.

Adapun biaya rata-rata satu ton CO2 yang dipatok saat ini adalah kurang dari $5. GMFA melihat harga tersbut terlalu rendah dan diperkirakan akan eningkat menjadi $50-150 per ton pada tahun 2030 untuk memenuhi tujuan Paris.

Harga karbon di ETS Eropa sendiri menjadi standar terbaik, yaitu diperdagangkan sekitar 60 euro ($69,83) per ton, sementara ETS China, yang diluncurkan awal tahun ini, harga karbon sekitar 43 yuan ($6,73). Di Indonesia, harga karbon ditetapkan paling rendah Rp30.000 ($2) per ton.

Reuters memperkirakan, harga karbon global sebesar $100 per ton akan sangat dibutuhkan pada tahun 2050 untuk memenuhi tujuan iklim,.

Tags : pajak karbon

Berita Terkait