Wapres: Butuh Biaya Besar untuk Transisi ke Energi Bersih
RADARBANGSA.COM - Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma`ruf Amin menyampaikan bahwa kebijakan transisi energi membutuhkan pembiayaan dan investasi yang sangat besar, oleh karenanya pembiayaan transisi energi salah satunya dapat dilakukan
Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa Indonesia membutuhkan setidaknya USD 30 miliar untuk membiayai transisi energi dalam 8 tahun ke depan. Transisi energi secara alami akan terjadi jika harga komoditas-komoditas energi yang bersumber dari EBT lebih kompetitif.
"Persoalannya, alokasi anggaran pemerintah untuk subsidi energi masih sangat besar demi menjaga daya beli masyarakat, terlebih ketika harga komoditas energi dunia meningkat," lanjut Wapres Ma`ruf Amin.
Pada kesempatan yang sama, Menteri ESDM Arifin Tasrif kembali menegaskan komitmen Pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat dengan dukungan internasional.
"Dalam Roadmap ini, kami bertujuan untuk mengembangkan hampir 600 GW energi terbarukan dalam bauran energi, yang antara lain berasal dari solar, hidro, laut, panas bumi, serta hydrogen," kata Arifin.
Indonesia, lanjut dia juga akan terus memperkuat kerja sama dengan negara-negara mitra dan lembaga keuangan internasional untuk menemukan mekanisme pendanaan yang inovatif guna memenuhi kebutuhan investasi dalam mendukung transisi energi.
"Saya percaya kita dapat bekerja sama untuk menciptakan instrumen pembiayaan yang inovatif untuk mewujudkan jalur yang lebih kuat, lebih inklusif, dan representatif untuk mewujudkan implementasi Net Zero Emission yang dipercepat," tandasnya.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
-
Luca Marini Sebut Motor Honda Semakin Lemah di MotoGP 2024
-
Bandara Soetta Catat Layani 2,5 Juta Penumpang Selama Angkutan Lebaran
-
Luar Biasa! Timnas Indonesia U-23 Tundukkan Australia
-
Pembangunan Tol Palembang-Betung Ditargetkan Tuntas Akhir 2025
-
Bandara Soetta Raih Peringkat 28 Terbaik Dunia 2024 versi Skytrax