Psikiater: Corona Memang Menular Tapi Kecemasan Menular Lebih Cepat

| Jum'at, 01/05/2020 12:54 WIB
Psikiater: Corona Memang Menular Tapi Kecemasan Menular Lebih Cepat Ilustrasi Kecemasan Berlebih (Doc: Hello Sehat)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Seorang Dokter Psikiater Indonesia, dr. Lahargo Kembaren, SpKJ menyikapi fenomena kepanikan yang terjadi d masyarakat akibat dari wabah Covid-19.

Dalam tulisannya yang memuat mengenai bahaya kecemasan, Dr. Lahargo memaparkan bagaimana sikap mental kita yang harus dimiliki saat menghadapi wabah tersebut.

“Muncul berbagai reaksi di masyarakat dan terlihat KECEMASAN yang cepat sekali menghinggapi setiap orang sehingga menyebabkannya melakukan perilaku seperti memborong masker, sanitizer, sembako, banyak orang menggunakan masker di tempat-tempat umum, dll,” demikian ungkap dr. Lahargo Kembaren, SpKJ dalam artikel yang di publikasikan melalui website resmi Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI).

Menurutnya, rasa cemas adalah reaksi emosi yang wajar yang disebabkan oleh suatu keadaan yang tidak diharapkan yang diasumsikan dapat menimbulkan bahaya.

Rasa cemas akan memberikan respon pada tubuh untuk cepat melakukan perlindungan untuk memastikan keamanan. Reaksi emosi cemas ini positif dan baik apabila dirasakan dan direspon sewajarnya. Tetapi apabila direspon secara berlebihan atau reaktif akan menyebabkan suatu Gangguan Cemas (ANSIETAS).

Beberapa gejala Ansietas ini ditandai dengan rasa khawatir, gelisah, panik, takut mati, takut kehilangan kontrol. Jantung berdebar lebih kencang dari biasanya. Nafas terasa sesak, pendek dan berat. Selain itu perut mual, kembung, diare. Kepala terasa pusing, berat, terasa ringan. Kulit gatal dan kesemutan. Otot-otot yang tegang dan nyeri disertai dengan gangguan tidur.

Berkaitan dengan hal ini, dr.Lahargo mengatakan ada dua sikap mental yang sering terjadi, Pertama, Reaktif yang ditandai dengan reaksi yg cepat, tegang, agresif terhadap keadaan yg terjadi dan menyebabkan kecemasan, kepanikan.

Kedua, Responsif yaitu Sikap mental yg ditandai dengan sikap tenang, terukur, mencari tahu apa yg harus dilakukan dan memberikan respon yg tepat dan wajar.

“Ketika seseorang lebih memilih REAKTIF daripada RESPONSIF, maka kehidupan mental nya akan terpengaruh dan dapat berujung pada Gangguan Cemas (ansietas),” pungkasnya.

Sikap mental RESPONSIF ini memiliki beberapa tahapan:

1. Breathe, ambil waktu untuk berpikir apa yg akan dilakukan, yg bermanfaat dan tidak berlebihan

2. Assess, cek fakta yang valid dari sumber terpercaya, hindari informasi yg salah, berlebihan, yg membuat kecemasan berlebihan.

3. Action, lakukan tindakan yang sesuai sebagaimana yang telah dianjurkan, tetap nilai risikonya dan tetap tenang.

4. Reflect, merefleksikan apa yg sudah dilakukan, menilai situasi terkini dan mempersiapkan respon berikutnya yang akan diambil.

“Kita semua takut dan cemas menghadapi Virus Corona ini tapi, takut dan cemas berlebihan akan menyebabkan kondisi mental kita terganggu. Tetap waspada tapi tetap tenang. HINDARI juga menyebarkan informasi yg belum kita tahu kebenarannya, informasi yg dapat memicu kepanikan karena "Kecemasan lebih cepat menular dibanding virus itu sendiri". "Saring" sebelum "Sharing",” jelasnya.

 

Tags : Covid-19 , Kecemasan