Pernyataan WHO Mengenai Merokok dan COVID-19

| Selasa, 12/05/2020 15:01 WIB
Pernyataan WHO Mengenai Merokok dan COVID-19 Ilustrasi Merokok (Doc: Sehatqu)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam keterangan resminya menyampaikan bahwa merokok telah membunuh lebih dari 8 juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya. Maksudnya, Lebih dari 7 juta kematian ini berasal dari kebiasaan merokok secara langsung dan sekitar 1,2 juta kematian disebabkan oleh kondisi seseorang (non perokok) yang terpapar asap si perokok.

Merokok adalah faktor yang diketahui dapat meningkatkan infeksi pernapasan dan keparahan penyakit pernapasan. Sebuah tinjauan studi oleh para ahli kesehatan masyarakat yang diadakan oleh WHO pada tanggal 29 April 2020 menemukan bahwa perokok lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit parah dengan COVID-19, dibandingkan dengan non-perokok.

COVID-19 adalah penyakit menular yang terutama menyerang paru-paru. Merokok merusak fungsi paru-paru sehingga membuat tubuh lebih sulit melawan virus corona dan penyakit lainnya. Merokok juga merupakan faktor utama yang memudahkan orang terserang penyakit tidak menular seperti penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit pernapasan dan diabetes. Penyakit yang telah disebutkan ini menempatkan orang pada risiko lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit parah ketika terkena COVID-19. Penelitian yang ada menunjukkan bahwa seorang perokok berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah.

WHO merekomendasikan agar perokok segera mengambil langkah untuk berhenti dengan menggunakan metode yang telah terbukti seperti saluran berhenti bebas pulsa, program pesan teks seluler, dan terapi penggantian nikotin.

Dalam 20 menit setelah berhenti, detak jantung meningkat dan tekanan darah kembali menurun. Setelah 12 jam, kadar karbon monoksida dalam aliran darah turun menjadi normal. Dalam 2-12 minggu, sirkulasi akan membaik dan fungsi paru-paru meningkat. Setelah 1-9 bulan, batuk dan sesak napas berkurang.

Dalam menyusun penelitian, WHO terus mengevaluasi penelitian baru, termasuk penelitian yang meneliti hubungan antara penggunaan tembakau, penggunaan nikotin, dan COVID-19. Perlu diketahui, WHO mendesak para peneliti, ilmuwan, dan media untuk berhati-hati dalam memperkuat klaim yang tidak terbukti bahwa tembakau atau nikotin dapat mengurangi risiko COVID-19.  Saat ini tidak ada informasi yang cukup untuk mengkonfirmasi kaitan antara tembakau atau nikotin dalam pencegahan atau pengobatan COVID-19.

Tags : WHO , Merokok , COVID-19