Panduaan Cara Salat Tarawih Singkat

| Senin, 05/04/2021 19:08 WIB
Panduaan Cara Salat Tarawih Singkat istimewa

RADARBANGSA.COM - Bulan Ramadan selalu saja terdapat pandangan negatif mengenai salat tarawih yang dilakukan secara cepat dan singkat. Padahal salat tarawih bisa saja dilakukan secara cepat jika memahami aturan yang dijelaskan para ulama mazhab. Bahkan zaman daulu para ulama malaksanakan salat ratusan bahkan ribuan rakaat hanya dilakukan dalam satu malam.

Kunci salat sah adalah memenuhi syarat dan rukun salat, apapun hukumnya sah secara fikih, baik secara cepat maupun lambat. Adapun diterima atau tidaknya salat kita, hanya Allah SWT yang tau.

Mengutip NU Online, terdapat aturan dan panduan secara fikih dalam melaksanakan salat tarawih dengan cepat, simak berikut ini:

1. Niat dan Takbir 

Takbiratul Ihram dilakukan bersamaan dengan niat di dalam hati. Keduanya merupakan bagian daripada rukun salat. Lafadz takbiratul Ihram adalah Allahu Akbar (الله أكبر).

Adapun melafalkan niat dihukumi sunah agar lisan bisa membantu hati dalam menghadirkan niat. Niat salat sunah (kecuali sunah mutlak) hanya perlu memenuhi dua unsur, yaitu Qashdul Fi`li dan Ta`yin. Misalnya salat tarawih, maka niatnya cukup dengan lafal "sengaja aku salat tarawih" atau "sengaja aku salat qiyam ramadan", sudah mencukupi. Setelah takbir disunahkan membaca doa Iftitah, dan ini bisa ditinggalkan.

2. Membaca Surah Al-Fatiha

Membaca surah al-Fatiha hukumnya wajib, tidak bisa ditinggalkan.

Membaca surah Alquran setelah al-Fatiha, hukumnya sunah. Bila ditinggalkan maka tidak disunahkan sujud sahwi. Oleh karena, Imam hendaknya tetap membaca surah walaupun pendek, bahkan walaupun satu ayat.

Sedangkan bagi makmum, sering kali tidak memiliki cukup waktu membaca surah Al-Fatiha bila menunggu imam selesai. Oleh karena itu, makmum hendaknya bisa memperkirakan lama bacaan surah Imam atau membaca al-Fatiha bersamaan dengan Imam, atau pada pertengahan bacaan Al-Fatiha imam lalu disambung kembali saat selesai mengucapkan amin.

3. Rukuk, Iktidal, Sujud dan Duduk di Antara Dua Sujud

Yang terpenting dari rukun-rukun salat diatas adalah thuma`ninah. Thuma`niah adalah berhenti sejenak setelah bergerak, lamanya sekitar membaca tasbih (Subhanallah). Kira-kira satu detik atau tidak sampai satu detik.

Bacaan dalam rukuk, iktidal, sujud dan duduk diantara dua sujud hukumnya sunah, sehingga bisa ditinggalkan. Namun salat cepat, bacaan tersebut sangat mencukupi untuk membacanya sehingga sebaiknya tidak ditinggalkan.

4. Tasyahud 

Tasyahud akhir hukumnya wajib, sehingga tidak boleh ditinggalkan. Sedangkan tasyahud awal bagi salat yang lebih dari dua rakaat hukumnya sunah, sehingga bisa saja ditinggalkan, tetapi disunahkan sujud sahwi, baik ditinggalkan karena lupa maupun sengaja. Tasyahud dibaca secara sir (lirih) berdasarkan ijma kaum muslimin. 

Shalat tarawih dikerjakan dengan dua raka`at satu kali salam, artinya hanya ada tasyahhud akhir. Ada beberapa bacaan tasyahud sebagaimana dalam riwayat-riwayat hadis. Diantaranya :

a. Riwayat Ibnu Mas`ud : التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ، وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّباتُ، السَّلامُ عَلَيْكَ أيُّهَا النَّبيُّ ورحمة الله وبركاته، السلام علينا وعلى عباد چلله الصالحين، أشهدُ أنْ لا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ، وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

b. Riwayat Ibnu `Abbas : التَّحِيَّاتُ المُبارَكاتُ، الصَّلَواتُ الطَّيِّباتُ لِلَّهِ، السَّلامُ عَلَيْكَ أيُّهَا النَّبيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وبركاته، السلام علينا وعلى عِبادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أشهدُ أنْ لا إِلهَ إِلاَّ اللَّه، وأن مُحَمَّداً رَسُولُ اللَّهِ

c. Riwayat Abu Musa al-Asy`ari : التَّحِيَّاتُ الطَّيِّباتُ الصَّلَوَاتُ لِلَّهِ، السَّلامُ عَلَيْكَ أيُّهَا النبي ورحمة الله وبركاته، السلام علينا وعلى عِبادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أشهدُ أنْ لا إِلهَ إِلاَّ اللَّه وأنَّ محَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

d. Riwayat lainnya : التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّباتُ، السَّلامُ عَلَيْكَ أيُّهَا النَّبيُّ وَرَحْمَةُ الله وبركاته، السلام علينا وعلى عِبادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أشهدُ أنْ لا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ، وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه 

e. التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ، الزَّاكِياتُ لِلَّهِ، الطَّيِّباتُ الصَّلَوَاتُ لِلَّهِ، السَّلامُ عَلَيْكَ أيُّهَا النَّبيُّ وَرَحْمَةُ الله وبركاته، السلام علينا وعلى عِبادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أشهدُ أنْ لا إِلهَ إِلاَّ اللَّه وحدَه لا شريكَ له، وأشهدُ أنَّ محمدا عَبْدُهُ ورَسُولُهُ

f. التَّحِيَّاتُ الطَّيِّباتُ الصَّلَوَاتُ الزَّاكِياتُ لِلَّهِ، أشْهَدُ أنْ لا إِلهَ إِلاَّ اللَّه وأن محمدا عبده ورسوله، السلام عليك أيها النبي ورحمة الله وبركاته، السلام علينا وعلى عِبادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ

g. التَّحِيَّاتُ الصَّلَوَاتُ الطَيِّباتُ الزَّاكِياتُ لِلَّهِ، أشْهَدُ أنْ لا إِلهَ إِلاَّ اللَّه وحدَه لا شريك له، وأن محمدا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، السَّلامُ عليك أيها النبي ورحمة الله وبركاته، السلام علينا وعلى عِبادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ

h. بسم اللَّهِ، التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ، الصَّلَوَاتُ لِلَّهِ، الزَّاكِيات لِلَّهِ، السَّلامُ على النَّبِيّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكاتُهُ، السَّلامُ عَلَيْنا وَعلى عِبادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، شَهِدْتُ أنْ لا إلهَ إِلاَّ اللَّهُ، شَهِدْتُ أنَّ مُحَمَّداً رَسُولُ اللَّهِ

Imam Al-Baihaqi mengatakan bahwa yang tsabit dari Rasulullah SAW ada tiga hadis: hadis Ibnu Ma`sud, Ibnu `Abbas dan Abu Musa al-Asy`ari. Ulama lainnya mengatakan bahwa ketiganya sahih, dan yang paling sahih hadis Ibnu Mas`ud. Imam al-Nawawi mengatakan, boleh memakai tasyahud yang mana saja, sebagaimana nash Imam al-Syafi`i dan ulama lainnya. Namun, menurut Imam al-Syafi`i, yang paling utama (afdal) adalah hadis Ibnu `Abbas karena ada tambahan lafal al-Mubarakatu (المُبارَكاتُ). 

Bolehkah Membuang Bagian Daripada Tasyahud?

Dalam hal ini, ada beberapa rincian, bahwa lafal al-Mubarakatu, al-Salawatu, al-Thayyibatu, dan al-Zakiyyatu (المباركات، والصلوات، والطيبات والزاكيات) hukumnya sunah, bukan syarat daripada tasyahhud. 

Seandainya pun membuang semuanya lalu mempersingkatnya menjadi "At-Tahiyyatu Lillahi Assalamu`alaika Ayyuhannabiyyu... dan seterusnya (التحيات للَّه السلام عليك أيُّها النبيّ ... إلى آخره), maka hukumnya boleh. Dalam hal ini, tidak ada perbedaan didalam mazhab Syafi`iyah. 

Sedangkan lafal "Assalamu`alaika Ayyuhannabiyyu .. dan seterusnya (السلام عليك أيُّها النبيُّ ... إلى آخره), wajib dibaca semuanya. Tetapi dalam dalam ini pun masih ada pengecualian yaitu pada lafal "Wa Rahmatullah wa Barakatuh (ورحمة ا وبركاته)".

Bolehkah Membuang Lafadh "ورحمة الله وبركاته"?

Dalam hal ini, setidaknya ada tiga pendapat:

Pertama, pendapat yang paling sahih, adalah tidak boleh membuang satu pun dari lafal tersebut. 

Kedua, boleh membuang dua lafal tersebut "ورحمة الله وبركاته".

Ketiga, boleh membuang lafal "wa Barakatuh (وبركاته)", tetapi tidak boleh membuang lafal "wa Rahmatullah (رحمة الله)".

Diantara ulama Syafi`iyah, ada yang mengatakan bahwa boleh mempersingkat tasyahhud dengan semisal lafal التحيات للَّه، سلام عليك أيّها النبيّ، سلام على عِبادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أشهدُ أنْ لا إِلهَ إِلاَّ اللَّه وأنَّ محمداً رسول الله.

Lafal salam dalam banyak riwayat menggunakan Alif Lam (AL), yaitu السلام عليك أيُّها النبيّ dan السلام علينا.., namun sebagian riwayat ada yang tidak menyertakan Ali Lam (AL) yaitu سلام. 

Sebagian ulama Syafi`iyah mengatakan, keduanya (baik dengan AL atau tanpa AL) hukumnya boleh, namun yang paling utama (afdal) adalah menggunakan Alif Lam (AL) karena riwayatnya lebih banyak dan dalam rangka kehati-hatian (ihtiyath).

Tertib (urut) dalam membaca tasyahhud hukumnya sunah, tidak wajib. Seandainya pun mendahulukan bagian satu dengan yang lain, maka diperbolehkan menurut pendapat yang shahih yang dipilih (al-sahih al-mukhtar). Tetapi ada pula pendapat yang tidak memperbolehkan.

5. Salawat kepada Nabi Muhammad

Salawat kepada Nabi Muhammad Saw setelah tasyahud akhir hukumnya wajib, sedangkan salawat kepada keluarga Nabi tidak wajib dalam mazhab Syafi`i, namun hukumnya sunah menurut pendapat yang sahih serta masyhur. Sebagian ulama Syafi`i mengatakan tetap wajib.

Lafal salawat yang afdal adalah:

اللَّهُمَّ صَلِّ على مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ النَّبِيّ الأُمِّي، وَعَلى آلِ مُحَمَّدٍ وَأزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِه، كما صَلَّيْتَ على إِبْرَاهِيمَ وَعلى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبارِكْ على مُحَمَّدٍ النَّبِيّ الأُمِّيّ، وَعَلى آلِ مُحَمَّدٍ وَأزْوَاجِهِ وَذُرّيَّتِهِ، كما بارَكْتَ على إِبْرَاهِيمَ، وَعَلى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Diantaranya juga yang wajib adalah boleh menggunakan lafal اللَّهمّ صلِّ على النبي atau صلى الله على محمد atau صلى الله على رسوله atau صلى الله على النبي, tetapi didalam mazhab Syafi`i ada yang tidak membolehkan lafal tersebut kecuali lafal Allahumma Shalli `alaa Muhammad (اللَّهم صلِّ على محمد). Doa setelah tasyahud hukum sunah, sehingga bisa ditinggalkan.

6. Salam

Salam bagian dari rukun salat. Salam yang sempurna menggunakan lafal Assalamu`alaikum wa Rahmatullah السَّلامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ ke kanan satu kali dan ke kiri satu kali.

Salam yang wajib hanya satu kali, sedangkan salam kedua hukumnya sunah sehingga bila ditinggalkan tidak akan merusak salat.

 

Tags : Salat , Tarawih , Singkat

Berita Terkait