Emansipasi Kebablasan, Kumari Nusantara Ajak Perempuan kembali ke Kodratnya

| Senin, 03/09/2018 22:28 WIB
Emansipasi Kebablasan, Kumari Nusantara Ajak Perempuan kembali ke Kodratnya Ketua dan Sejend Kumari Nusantara di sela Deklarasi Kumari Nusantara di Bandung. doc. beritasatu.com

BANDUNG, RADARBANGSA.COM- Munculnya gerakan emansipasi wanita di Indonesia terinspirasi dari gagasan dan perjuangan R.A. Kartini yang dengan gigih memperjuangkan kesetaraan hak perempuan dengan kaum laki-laki. R.A. Kartini menuangkan idenya pada sebuh buku yang berjudul `Habis Gelap Terbitlah Terang` (Balai Pustaka, 1982), buku yang masih digandrungi oleh kaum perempuan sampai detik ini.

Dalam buku tersebut, R.A. Kartini banyak mengulas bagaimana penderitaan kaum perempuan jawa, dimana kungkungan adat memakasa kaum perempuan tidak bisa dengan leluasa duduk di bangku sekolah, harus dipingit, dinikahkan dengan laki-laki tidak dikenal, dan harus bersedia dimadu. Secara prinsip ia mengatakan bahwa peran penting kaum perempuan dalam zaman modern sangat dibutuhkan, tidak terbelenggu oleh ruang gerang yang begitu sempit.

Terlepas dari perjuangan R.A. Kartini, Ketua Umum Kumari Nusantara, Anneke Sjuultje Lesar menilai saat ini gerakan dan pemahaman tentang emasipasi para perempuan banyak yang kebablasan, bahkan ia menilai kaum perempuan sudah tidak lagi menjalankan perannya, sudah  tidak menjalankan kodratnya sebagai seorang ibu. Jika hal ini terus dibiarkan dikhawatirkan justru akan merusak masa depan generasi Indonesia.

"Kami melihat emansipasi sudah lewat masanya dan kini para perempuan malah kebablasan. Ini yang akan kami tarik kembali bahwa perempuan harus kembali ke kodratnya. Di rumah dia punya suami, punya anak, dan dia harus memastikan bahwa keluarga tetap berjalan dengan benar," Kata Anneke di sela deklarasi Kumari Nusantara di Bandung, Minggu, 02 September 2018.

Akibat dari pemahaman emansipasi yang kebablasan itu, Anneke melihat tidak jarang kita temukan kaum perempuan sendiri memandang sebelah mata perempuan yang bekerja mengurusi rumah tangga.

"Banyak kita temukan yang mengatakan bahwa perempuan yang bekerja di rumah itu tidak hebat. Nah ini tidak benar, mestinya harus saling menghargai, sebab perempuan hebat adalah perempuan yang mampu mengurusi keluarga," ungkap Anneke

Kumari Nusantara merupakan organisasi perempuan di bawah koordinasi Dewat Adat Sunda, akan terus memperjuangkan bangkitnya adat Sunda agar tetap menjadi penjaga mural bagai generasi muda Jawa Barat.

"Dalam filosofi Sunda, perempuan merupakan kekuatan penting dalam rumah tangga. Harapannya, mari kita sebagai perempuan kembali ke rumah, sebab perempuan adalah benteng pertahanan keluarga dan negara. kaum perempuan hancur, benteng rumah tangga dan negara pun akan hancur," ujar Sekjen Kumari Nurwndah Dewi.

Tidak hanya itu, Kumari Nusantara juga akan mendorong pemerintah kembali memasukan pelajaran budi pekerti di sekolah

"Sebagai ibu, kami berharap budi pekerti kembali dimasukkan dalam kerukulum pendidikan di sekolah agar anak-anak Indonesia kembali menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur," pungkasnya

Tags : Emansipasi Wanita , Perempuan , Kumari Nusantara

Berita Terkait