Harlah PKB ke-27: Madu Keberkahan dan Kemanfaatan

Oleh: ISMAIL MANGNGAGA*
RADARBANGSA.COM - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam rangkaian harlah ke-27 tahun pada beberapa bulan terakhir bak menampilkan etalase yang berbeda, entah parodi bulan madu hasil pemilu 2024 atas capaian kursi tertinggi sepanjang sejarah PKB berdiri, atau bagian dari formasi heksagonal baru yang oleh pakar politik dianggap sebagai gaya PKB membangkitkan kesadaran diferensiasi di masyarakat. Kalau bahasa Cak Imin, PKB Pokoknya Kita Bahagia, tentu bukan jawaban bukan?
Tema harlah “Indonesia Patriotik, Indonesia Produktif” tentu bertumpu pada capaian prestasi PKB dan Cak Imin sepanjang perjalanan PKB dalam Pemilu. Mengantarkan Gus Dur menjadi presiden, Memimpin pasukan saat PKB dalam keterpurukan, mendongkrak dan konsisten menaikkan suara PKB dalam setiap pemilu, menjaga garis perjuangan partai dalam ideologi perjuangan dan mengantarkan KH Makruf Amin menjadi wapres tahun 2019 adalah bukti nyata. Tak berniat jumawa; soliditas, kolaborasi, kebersamaan lebah PKB dalam berkoloni membangun garis “heksagonal” partai tentu perlu ditularkan dalam membangun Indonesia, ibarat madu yang menjadi obat, penuh berkah dan kemanfaatan.
Partai Kebangkitan Bangsa sebagai partai rahmatan lil alamin, telah lama meramu itu dalam 9 mabda siyasi PKB. Istiqomah menjaga rasa ideologi dan ghirah perjuangan dalam setiap kebijakan dan habitus partai. PKB ibarat filosofi obat herbal, menjunjung tinggi keseimbangan alam dan manusia, melakukan pendekatan yang holistik dalam melihat problematika bangsa, serta menjaga tradisi dan kearifan lokal sebagai Indonesia. Sifatnya menyembuhkan, promotif juga preventif.
Adakah partai yang secandu PKB dalam memperjuangkan pesantren? gelaran Konferensi Internasional Transformasi Pesantren pada tanggal 24-26 Juni di Jakarta, adalah bentuk komitmen PKB dalam mendorong pesantren yang mandiri, berkembang dan menjadi agen perubahan sosial. Empat rekomendasinya menjadi kunci; dengan melakukan revitalisasi tradisi, sinergi regulasi, penguatan SDM dan kemandirian ekonomi. Adalah bentuk kesadaran PKB, bahwa pesantren adalah warisan ulama dan santri adalah subjek subjek kaderisasi publik di masyarakat.
Menjaga kemurnian dan keberkahan pengabdian lebah madu PKB adalah harga mati! Aplikasi SIMPEL (Sistem Pelaporan Legislator) dan SMS (Sistem Manajemen-Monitoring Struktur) menjadi Robot AI yang akan aktif memantau kinerja petugas partai, baik di jajaran pengurus maupun legisltaif dan eksekutif. Terukur, terstruktur dan massif. Sebanyak 2.974 Kader ditempa dalam Bimtek Legislator Se-Indonesia pada harlah PKB ke 27. Hingga tak ada lagi cerita, pengurus yang hanya mau diurus tapi tak mau mengurus partai atau kisah anggota legislatif yang hanya numpang bersarang, bekerja hanya untuk dirinya sendiri tanpa memberi manfaat, dan membawa keberkahan bagi konstituent.
Garis heksagonal pada titik anak muda adalah kantung madu baru yang coba ditarik PKB dalam pusaran tengah, tak tanggung tanggung Ketua Harian DPP PKB Ais Syafiyah Asfar, bersama 6 wakil ketua harian adalah anak muda “Asli” yang siap menjadi role mode PKB sebagai Partai Anak Muda. PKB meyakini, bahwa bonus demografi 2030 adalah momentum membawa anak muda dari panggung politik untuk menjadi penentu arah kepemimpinan bangsa di masa depan. Jangan sampai yang lahir bukan generasi emas tapi generasi cemas, apolitis, apalagi “anak muda palsu”. Persis seperti kata Cak Imin pada Pelantikan dan Rakornas Lembaga Kaderisasi Nasional (LKN) PKB, “yang palsu itu akan hancur dan yang asli (benar) akan menjadi pemenang”.
PKB telah berhitung, bahwa Pemilu 2029 berpotensi suram dan terjadi kerusakan politik berbasis transaksional. Olehnya massifikasi ruang ruang heksagonal beragam adalah sebuah keniscayaan politik. Bahwa dari semua titik tiik yang dibangun di atas cita cita, ideologi dan harapan harapan politik dalam rangka menuju masyarakat yang baik, akan terwujud dengan syarat syarat dan niat yang baik. Eco Gen, Turnamen Padel Kali, Festival Seni, Running Fest, Stand up Komedi, dan Bimtek Legislator Se-Indonesia adalah bagian dari konfigurasi ruang heksagonal yang tak hanya sekedar “Pokoknya Kita Bahagia (PKB) dalam harlah PKB ke 27 tahun, tapi bagian dari syarat syarat baik dalam menuju pondasi pondasi kebaikan bagi PKB di masa yang akan datang.
Bagi ahli matematika, sepak terjang lebah madu dalam ruang ruang heksagonal pada sarang yang mereka bangun didasarkan pada hitungan matematis, rumit dan mistis. Jika mengamati sarang lebah yang telah jadi, sekilas tampak yang terbangun adalah blok tunggal, padahal mereka membangunnya dari tiga atau empat titik yang berbeda, ratusan lebah fokus menyusun sampai bangunannya bertemu ditengah, anehnya tanpa cacat dan kesalahan sedikit pun pada titik sambungnya. Lebah madu bergerak berdasarkan ilham yang diberikaNya, lebah PKB pun tak berbeda, bergerak atas pondasi mabda siyasih dari titik titik yang berbeda.
Kader PKB disemua lini berpotensi menghasilkan madu yang berbeda rasa, warna dan kemanfaatan sesuai dengan species dan kompetensi yang dimiliki. Namun akan menjadi obat dan keberkahan yang sama bagi kehidupan. Dari lebah kita belajar bahwa hidup bukan hanya tentang mengambil sebanyak banyaknya, tapi bagaimana mengambil secukupnya dengan tetap menjaga kemanfaatan disekitar kita. Dari filosofi madu kita bisa mengecap makna tentang kerja keras, harmoni, dan keseimbangan, terutama dalam konteks kehidupan berserikat dan bermasyarakat. Dan, dari lagu Ahmad Dani kita bisa belajar, bahwa Madu Tiga bisa bikin prahara dan Pecah Tembelang. Selamat Harlah PKB.!
*(Sekertaris DPC PKB Bulukumba)
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
-
Kopdes Merah Putih Resmi Diluncurkan, Komisi VI DPR: Butuh Pengawasan Ketat
-
NTB Bakal Prioritaskan 106 Koperasi Merah Putih untuk Desa Miskin Ekstrem
-
Komisi IV DPR Desak Pemerintah Ungkap Perusahaan Terlibat Kasus Beras Oplosan
-
Harlah PKB ke-27, Petinggi Gerindra: Kami Akan Terus Berjuang Bersama
-
Pemkab dan DPRD Sidoarjo Dorong Penguatan SDM Pendidikan Dasar