Nostalgia Sang Gubri di HAN 2025: Mengenang Permainan Benteng dan Enggrang

| Jum'at, 25/07/2025 07:02 WIB
Nostalgia Sang Gubri di HAN 2025: Mengenang Permainan Benteng dan Enggrang Abdul Wahid (Gubernur Riau). (Foto: Diskominfo Riau)

RADARBANGSA.COM - Hari itu, Rabu (23/7/2025), suasana SMP Negeri 2 Rengat, Indragiri Hulu (Inhu) riuh rendah menyambut kedatangan orang nomor satu di Riau. Gubernur Abdul Wahid, yang hadir dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN) 2025, tak menyangka kunjungannya akan berubah menjadi sebuah perjalanan emosional, menapaki jejak kenangan masa kecil yang telah lama terkubur.

Bersama sang istri tercinta, Bupati Inhu, serta Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Gubernur Wahid disambut dengan hangat oleh senyum ceria para siswa dan kalungan bunga yang melingkar di lehernya. Tak lama berselang, sorak sorai penonton pecah saat atraksi pencak silat memukau ditampilkan oleh para siswi, menunjukkan keanggunan sekaligus ketangguhan generasi muda Inhu.

Namun, di antara deretan agenda resmi, momen yang paling membekas di hati Gubernur Wahid adalah ketika pandangannya jatuh ke arah lapangan sekolah. Di sana, sekelompok anak-anak asyik bermain tali merdeka, enggrang, benteng, dan aneka permainan tradisional lainnya yang kini semakin langka. Pemandangan itu, seperti mesin waktu, membawanya kembali ke masa lalu.

"Kesannya terasa hidup di 35 tahun lalu. Mengenang masa kecil melihat permainan siswa itu: tali enggrang, benteng. Saya kira ini permainan sudah tak ada. Ternyata di Inhu masih ada. Ada di pelajaran," ujar Gubernur Wahid, pernyataannya tak hanya mengungkapkan kekaguman, tetapi juga sebuah kerinduan mendalam akan kesederhanaan masa lampau.

Tak hanya permainan tradisional, sambutan pencak silat yang dibawakan oleh siswi perempuan juga meninggalkan kesan mendalam bagi Gubernur Wahid. Baginya, itu adalah simbol kuat bahwa peran perempuan tidak bisa lagi diremehkan. 

"Kesan masuk sini, disuguhkan dengan silat cewek. Oleh sebab itu, melihat itu saya katakan, perempuan tidak bisa disepelekan. Emansipasi perempuan tak bisa disepelekan, sebab perempuan bisa di segala bidang," tegasnya.

Lebih lanjut, Gubernur Wahid menekankan pentingnya menjaga kelestarian permainan tradisional di tengah gempuran masif permainan digital. "Kesan kedua, adanya permainan ini membuat saya bangga. Sebab di era sekarang banyak anak-anak yang main online," ungkapnya. 

"Permainan ini menimbulkan kreativitas. Permainan itu bisa menimbulkan inovasi. Sebab permainan tradisional adalah warisan budaya. Semakin kita jaga, maka identitas dan budaya makin terlihat."

Setelah berbagi kesan yang mendalam, Gubernur Wahid tak lupa menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh siswa dan guru. Dengan tatapan penuh harap, ia menegaskan bahwa anak-anak adalah tumpuan masa depan bangsa. 

“Anak-anak merupakan masa depan kami. Masa depan negeri dan negara tergantung pada anak-anak semua. Oleh sebab itu, anak harus sehat, cerdas, rajin, dan taat kepada orang tua,” pesan sang Gubernur.

Kepada para guru, ia menitipkan sebuah pesan yang menyentuh hati, mengingatkan kembali akan mulianya profesi pendidik. “Saya titip anak-anak ini kepada para guru. Didiklah mereka seperti mendidik anak sendiri di rumah,” ujarnya.

Momen kunjungan itu ditutup dengan pemandangan yang menghangatkan hati. Dengan penuh senyum, Gubernur Wahid dan rombongan menyapa siswa satu per satu, berbaur tanpa jarak, menciptakan suasana keakraban yang jarang terjadi dalam kunjungan pejabat.

Di tengah lautan anak-anak yang riang, sosok gubernur itu tampak bukan sekadar pejabat yang berkunjung, melainkan seorang ayah yang pulang, menemukan kembali potongan jiwanya di tengah keriangan anak-anak, 35 tahun setelah ia sendiri bermain di lapangan serupa.

Tags : Hari Anak Nasional , Gubernur Riau , Indragiri Hulu