Sekolah Rakyat Di NTB Jadi Harapan Baru Putus Mata Rantai Kemiskinan

RADARBANGSA.COM - Program Sekolah Rakyat yang digagas Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pemprov NTB) dinilai menjadi langkah strategis dalam memutus mata rantai kemiskinan ekstrem sekaligus menyiapkan generasi emas 2045. Hal ini disampaikan dalam kegiatan Kamisan edisi ke-11 bertema “Seberapa Penting Sekolah Rakyat di NTB” yang digelar Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfotik) NTB di Media Center UPTD Pusat Layanan Digital, Kamis (24/7/2025).
Kepala Dinas Sosial Provinsi NTB, Dra. Nunung Triningsih, MM, menegaskan bahwa Sekolah Rakyat merupakan bagian dari prioritas Gubernur dan Wakil Gubernur NTB periode 2025–2030.
“Program prioritas Gubernur dan Wakil Gubernur NTB meliputi pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, dan pengembangan destinasi pariwisata yang mendunia. Fokus utama adalah bagaimana NTB keluar dari jerat kemiskinan, dengan target kemiskinan ekstrem menuju nol persen pada tahun 2029,” ujarnya.
Berdasarkan data, NTB masih berada di urutan kedelapan provinsi termiskin di Indonesia pada 2023, namun posisinya membaik ke urutan ke-12 pada 2024. Perbaikan tersebut dinilai sebagai sinyal positif, meskipun akses pendidikan dan kesehatan untuk keluarga miskin masih menjadi tantangan besar.
Nunung menjelaskan bahwa Sekolah Rakyat merupakan implementasi Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 Tahun 2025 tentang percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem. Program ini memprioritaskan anak-anak dari keluarga miskin ekstrem untuk mendapatkan akses pendidikan dan kesehatan. “Sekolah Rakyat bertujuan untuk memutus mata rantai kemiskinan, memuliakan keluarga miskin, dan menyiapkan generasi emas 2045,” tegasnya.
Program ini juga didukung sistem Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) sesuai Inpres Nomor 4 Tahun 2025. Data tersebut menggabungkan berbagai sumber seperti DTKS, P3KE, dan BPJS sebagai acuan penetapan sasaran program. “Yang diprioritaskan adalah anak-anak yang masuk dalam desil satu dan dua (kategori masyarakat termiskin). Namun tidak menutup kemungkinan, anak dari keluarga di luar desil tersebut juga dapat menerima manfaat program jika memenuhi kriteria,” tambahnya.
Wakil Rektor Universitas Nahdlatul Wathan (UNW) Mataram, Dr. H. Lalu Sirajul Hadi, menilai kebijakan ini sebagai bentuk kehadiran negara dalam menanggulangi kemiskinan. “Kemiskinan ekstrem bukanlah kondisi yang muncul secara tunggal. Ada banyak faktor penyebab—misalnya, basis ekonomi keluarga yang lemah sehingga tidak mampu menopang kehidupan yang layak. Ada juga yang disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa kebijakan pemerintah pusat hingga daerah merupakan bentuk nyata dari jihad sosial. “Upaya ini adalah bentuk kehadiran negara untuk mengurai variabel-variabel penyebab kemiskinan ekstrem. Meskipun jumlahnya tidak besar, namun penyelesaiannya menjadi penting dan harus ditangani secara serius,” tegasnya.
Penggiat pendidikan NTB, Dr. Bajang Asrin, juga menggarisbawahi pentingnya peran pendidikan dalam memutus rantai keterbelakangan. “Siapa pun akan sepakat bahwa pendidikan adalah kunci utama untuk memutus rantai keterbelakangan dan kemiskinan. Ini harus menjadi semangat bersama, terutama ketika sudah ada dukungan kebijakan dari pemerintah pusat melalui Inpres terkait penghapusan kemiskinan ekstrem,” ujarnya.
Menurutnya, kebijakan afirmatif dan kesadaran masyarakat sangat diperlukan. “Kalau dibandingkan dengan negara tetangga, kita memang agak terlambat. Tapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Maka, kita harus mulai dari sekarang untuk membangun kesadaran pendidikan, terutama bagi anak-anak usia sekolah yang selama ini tertinggal,” tambahnya.
Bajang juga menyoroti tantangan budaya yang menghambat kesadaran pendidikan di NTB. “Masih ada sebagian masyarakat kita yang apatis terhadap pendidikan, melihatnya bukan sebagai kebutuhan primer. Oleh karena itu, kita perlu menggerakkan semua elemen—tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat—untuk menanamkan bahwa pendidikan adalah jalan utama membentuk sumber daya manusia yang unggul,” tutupnya.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
-
Tips Beli Mobil Secara Kredit Agar Aman dan Nyaman
-
Akhir Pekan di Magetan, Eksplor Danau hingga Taman Bunga yang Lagi Hits
-
Lumpuh Total, Bupati Banyuwangi Minta Bantuan Kemenhub Atasi Kemacetan Panjang Di Ketapang
-
Prilly Latuconsina Ingatkan Pentingnya Jaga Kesehatan Gigi
-
Mentan Amran Sebut Rencana Impor dari AS Fokus Gandum-Kedelai