Bahas Pelemahan Rupiah, Prabowo-Sandi Berikan Beberapa Rekomendasi

| Jum'at, 07/09/2018 22:01 WIB
Bahas Pelemahan Rupiah, Prabowo-Sandi Berikan Beberapa Rekomendasi Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno (Pasangan bakal Capres dan Cawapres 2019). (Foto: medcomid)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS juga ditanggapi oleh bakal Calon Presiden dan calon wakil presiden 2019, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Mereka mengungkapkan, pembahaan yang berlangsung selama hampir 5 jam tersebut terkait masalah ekonomi.

Pasangan Prabowo-Sandi juga akan menyampaikan pernyataan sikap politik. Pernyataan tersebut berupa rekomendasi menyikapi keadaan ekonomi Indonesia saat ini.

"Kami melakukan pembahasan sejak 16.30 Wib, sampai beberapa saat lalu khususnya membahas dan menyikapi keadaan ekonomi kita. Terutama dengan perkembangan pelemahan rupiah kita," kata Prabowo di kediamannya, Jalan Kertanegara, jakarta Selatan, Jum`at, 7 September 2018 malam.

Dia mengungkapkan, pembahasan yang melibatkan pakar dan pelaku ekonomi tersebut menghasilkan beberapa poin pernyataan. Prabowo mengaku, dirinya tidak ingin mengeluarkan pernyataan yang belum diperhitungkan sebelumnya.

"Setelah kita bahas mendalam, kita hasilkan suatu pernyataan yang mencerminkan sikap politik kita menghadapi situasi seperti ini. Kita sudah menyiapkan suatu pernyataan politik," jelasnya.

Rekomendasi hasil pembahasan tersebut disampaikan oleh Sandiaga Uno, antara lain:

  1. Kami amat prihatin dengan melemahnya kurs rupiah yang berkepanjangan yang tentunya memberatkan perekonomian nasional, khususnya rakyat kecil yang cepat atau lambat harus menanggung kenaikan harga-harga kebutuhan pokok termasuk harga kebutuhan makanan sehari-hari rakyat kecil, seperti: tahu - tempe.
  2. Melemahnya kurs rupiah yang berkepanjangan itu karena lemahnya fundamental ekonomi kita yaitu :
    a. Defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan (current account deficit).
    b. Sektor manufakturing yang menurun dan pertumbuhan sektor manufakturing yang di bawah pertumbuhan ekonomi. Sektor manufakturing yang pernah mencapai hampir 30% PDB pada tahun 1997, sekarang tinggal 19% PDB. Hal ini tentu mengganggu ketersediaan lapangan kerja dan ekspor kita.
  3. Melemahnya fundamental ekonomi ini tidak terlepas dari hemat kami bahwa selama ini terjadi suatu kekeliruan dalam orientasi dan strategi pembangunan ekonomi. Antara lain tidak berhasilnya pemerintah dalam mendayagunakan kekuatan ekonomi rakyat sehingga kebutuhan pangan semakin tergantung pada impor seperti Beras, Gula, Garam, Bawang Putih, dll.
  4. Pemerintah perlu lebih waspada dan mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi keadaan yang dihadapi antara lain :
    a. Mendayagunakan ekonomi nasional untuk mengurangi impor pangan dan impor barang konsumsi yang tidak urgent, bersifat pemborosan, dan barang mewah yang ikut mendorong kenaikan harga-harga bahan pokok.
    b. Mengurangi secara signifikan pengeluaran-pengeluaran APBN & APBD yang bersifat konsumtif, seremonial, dan yang tidak mendorong penciptaan lapangan kerja.
Tags : Rupiah , Ekonomi , Indonesia , Rekomendasi , Prabowo , Sandiaga