Anna Sophana Mundur, Dinasti Politik Indramayu Berakhir

| Kamis, 08/11/2018 12:28 WIB
Anna Sophana Mundur, Dinasti Politik Indramayu Berakhir Bupati Indramayu, Anna Shopana (foto winnetnewscom)

INDRAMAYU, RADARBANGSA.COM - Berita pengunduran diri Bupati Indramayu Anna Sophana pada 30 Oktober 2018 dari sisa masa jabatannya mengagetkan banyak pihak. Publik masih bertanya-tanya alasan Anna mundur lantaran terkesan mendadak.

Walaupun alasan Anna yang tertuang dalam surat pengunduran dirinya itu karena ingin fokus mengurus keluarga, namun publik seolah meragukan alasan tersebut untuk sekelas seorang Bupati yang dipilih oleh mayoritas rakyat Indramayu.

Surat mengunduran diri Anna sudah diterima Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. Ridwan Kamil akan mengurus surat pengunduran diri Anna Sophana. Saat maju menjadi Bupati Indramayu dalam Pilkada 2015, Anna bersama Supendi diusung Gerindra, PKS, Golkar, dan Demokrat.

Anna dan Supendi sudah berpasangan sejak Pilkada 2010. Pada pemilihan itu, pasangan ini meraih 511.359 suara atau setara 60,78 persen. Mundurnya Anna ini bisa mengakhiri dinasti politik di Indramayu.

Bupati Indramayu sebelum Anna adalah Irianto MS Syafiuddin alias Yance, tak lain tak bukan, suami Anna. Salah satu anak mereka, Daniel Mutaqien Syafiuddin, duduk di DPR RI lewat Partai Golkar dari daerah pemilihan Jawa Barat VIII (Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Indramayu).

Pada 2016, Yance berurusan dengan KPK hingga ia divonis 4 tahun penjara dengan denda Rp200 juta subsider 6 bulan kurungan setelah Mahkamah Agung mengabulkan kasasi Jaksa Penuntut Umum. Sebelumnya, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tipikor Bandung sempat menjatuhkan vonis bebas terhadap Yance.

Yance dinilai menggelembungkan ganti rugi tanah proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Sumuradem, Indramayu sehingga merugikan negara hingga Rp5,2 miliar. Yance bebas bersyarat September lalu.

Sedangkan Anna, pengganti Yance, disebut-sebut terlibat dalam kasus gratifikasi dan pencucian uang yang menjerat Panitera Pengganti Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Rohadi. Anna diduga menerima satu unit mobil Pajero Sport dari Rohadi. Ia telah dimintai keterangan oleh penyidik KPK terkait kasus ini pada September 2016 yang lalu.

Sayangnya, Anna tidak menghabiskan tugas sesuai dengan kewajibannya. Dia memilih mundur pada 30 Oktober 2018 lalu. "Alasannya lebih banyak alasan keluarga. Jadi bukan urusan kedinasan, jadi ingin lebih mengurusi keluarga di sisa waktunya yang mungkin selama ini agak terkendala karena kedinasan luar biasa," ujar Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil di ruang kerjanya, Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Selasa 6 November 2018.

Mendagri juga mengaku janggal dengan sikap Anna. Walaupun hal itu adalah hak Anna, namun Mendagri nampaknya enggan tergesa-gesa menyikapinya. Dia lalu mengirimkan tim untuk menyelidiki mundurnya Anna sebagai orang nomor wahid di Indramayu.

"Itu hak dia. Kami sedang kirim tim ke sana untuk meminta kejelasan, apa sih pertimbangan dia, karena dia kan dipilih oleh rakyat kok dia mundur, masalahnya apa," kata Tjahjo usai menghadiri pembukaan International Public Service Forum 2018 di Jakarta Convention Center, Rabu 7 November 2018.

Tags : Anna Sophana , Golkar , Dinasti Politik

Berita Terkait